PROFESI-UNM.COM – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, berbagi kisah perjalanan politiknya di hadapan ribuan wisudawan Universitas Negeri Makassar (UNM), Kamis (21/8).
Appi, sapaan akrabnya, menekankan bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan jembatan menuju keberhasilan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setiap orang punya ceritanya masing-masing. Saya pun pernah, bahkan berkali-kali. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita memilih untuk bangkit,” ujarnya.
Ia menegaskan kesuksesan tidak lahir secara instan, melainkan melalui keberanian menghadapi kenyataan pahit.
“Mungkin saya ini satu-satunya orang di Indonesia yang ikut pemilihan wali kota sampai tiga kali dalam enam tahun,” katanya.
Munafri mengingat kembali Pilkada Makassar 2018 yang menjadi pengalaman paling berat dalam hidupnya.
“Tahun 2018 itu pengalaman paling pahit. Saya dikalahkan kotak kosong. Bukan hanya soal kalah, tetapi rasa malunya luar biasa,” tuturnya.
Kekalahan juga ia alami pada Pilkada 2020 yang digelar di tengah pandemi Covid-19.
“Pertemuan massa hanya boleh dihadiri 50 orang sehingga program tidak tersosialisasi dengan baik. Akibatnya, saya kembali menerima kekalahan,” jelasnya.
Meski begitu, ia tetap berusaha menganalisis kegagalan dan menata langkah baru untuk Pilkada 2024.
“Saya katakan ke istri, kalau kalah lagi di 2024, lebih baik kita cari jalan lain, mungkin jadi dubes saja, karena malunya luar biasa,” ucapnya.
Dukungan keluarga membuatnya bangkit hingga akhirnya meraih kemenangan pada Pilkada Makassar 2024.
“Alhamdulillah, di Pilkada 2024 kami bertarung dengan empat pasangan calon dan meraih 54 persen suara,” jelasnya.
Munafri menekankan bahwa setiap kegagalan adalah bagian penting dari proses menuju kesuksesan.
“Yang terpenting adalah kita tidak berhenti berusaha. Karena setiap kegagalan membawa pelajaran berharga, dan pada akhirnya Allah menunjukkan jalan terbaik,” tegasnya. (*)
*Reporter: Muhammad Fauzan Akbar







