[Opini] Tubuh kalian bukan tanah kolonial, Pikiran kalian Bukan pula Budak Patriarki

Avatar photo

- Redaksi

Jumat, 18 Juli 2025 - 17:07 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potret Amirullah Arramadhani, (Foto: Ist.)

Potret Amirullah Arramadhani, (Foto: Ist.)

PROFESI-UNM.COM – Perempuan harus tetap melawan baik secara moral maupun secara hukum, tubuhmu bukanlah persembahan bagi kuasa yang pongah. Kau pasti tak sudi jadi korban dari mereka yang merasa berhak, dari mereka yang menjadikan hierarki sebagai dalih untuk merampas.

Kau pasti menyadari dan melihat bagaimana tubuhmu sering kali hanya menjadi objek, dihormati di mimbar moralitas, tapi dihancurkan dalam sunyi. Kau pasti muak dengan dunia yang menyalahkan pakaianmu, sikapmu, atau bahkan keberadaanmu, sementara para pelaku terus bebas berjalan, dengan mulut yang berbusa oleh petuah kesopanan.

Baca Juga Berita :  [OPINI] Jangan Dikebut, UNM Belum Pantas Jadi PTN-BH

“Mereka pasti mengajarkan kamu untuk tunduk, untuk menghormati, tapi di balik layar, mereka yang seharusnya menjadi panutan malah menjadi algojo. Jika ini dunia yang kalian banggakan. Maka kalian harus memilih membakar semua dogma palsu itu. Kalian pasti tak ingin hanya menjadi korban, kalian harus memiliki perlawanan.”

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pelecehan seksual dan kekerasan terhadap kalian hari ini sering kali terjadi di lingkungan yang seharusnya aman. Dengan dalih kekuasaan, serta bagaimana perempuan sering dipaksa diam oleh norma sosial yang hipokrit. perempuan masih saja dipaksa menjadi mangsa dalam kebungkaman. Mereka diadili bukan karena dosa yang mereka perbuat, tetapi karena keberanian mereka untuk menolak menjadi korban tanpa suara. bukankah dunia ini dipenuhi oleh manusia yang berteriak soal moralitas, tapi diam saat ketidakadilan terjadi di depan mata? Perempuan harus tetap melawan baik secara moral maupun secara Hukum. Karna perempuan yang melawan bukan sekadar perempuan ia adalah api yang membakar ketidakadilan. (*)

Baca Juga Berita :  [Opini] Tahun Ajaran Baru, Ketimpangan Lama

*Penulis: Amirullah Arramadhani

Berita Terkait

Seni Berbicara, Kemampuan Persuasif dalam Berkomunikasi
[Opini] Wajah Kampus Hari Ini: Sepi Pemikiran, Sibuk Formalitas
[Opini] Genosida Biological Diversity
[Opini] Tahun Ajaran Baru, Ketimpangan Lama
[Opini] Ketika Rambut Gondrong Lebih Dipermasalahkan daripada Mutu Pendidikan
[Opini] Membaca Adalah Momen Dialektika dengan Orang-Orang Hebat Sepanjang Masa
[Opini] Dilema Status Kewarganegaraan Indonesia
[OPINI] Malu yang Salah Alamat
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 17:13 WITA

Seni Berbicara, Kemampuan Persuasif dalam Berkomunikasi

Jumat, 18 Juli 2025 - 17:07 WITA

[Opini] Tubuh kalian bukan tanah kolonial, Pikiran kalian Bukan pula Budak Patriarki

Kamis, 17 Juli 2025 - 23:56 WITA

[Opini] Wajah Kampus Hari Ini: Sepi Pemikiran, Sibuk Formalitas

Kamis, 17 Juli 2025 - 23:23 WITA

[Opini] Genosida Biological Diversity

Rabu, 16 Juli 2025 - 19:41 WITA

[Opini] Tahun Ajaran Baru, Ketimpangan Lama

Berita Terbaru

Potret sekelompok orang sedang berkomunikasi, (Foto: Int.)

Opini

Seni Berbicara, Kemampuan Persuasif dalam Berkomunikasi

Jumat, 18 Jul 2025 - 17:13 WITA

Surat edaran Rektor UNM mengenai perpanjangan batas waktu pembayaran UKT, (Foto: Ist.)

Info Akademik

Tenggat Pembayaran UKT Semester Gasal Diperpanjang hingga Akhir Juli

Jumat, 18 Jul 2025 - 16:52 WITA

Potret Muhammad Ryaas Risyady, (Foto: Ist.)

Opini

[Opini] Genosida Biological Diversity

Kamis, 17 Jul 2025 - 23:23 WITA