PROFESI-UNM.COM – Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Makassar menggelar aksi unjuk rasa di kawasan jembatan layang, pertigaan Jalan AP Pettarani-Jalan Urip Sumoharjo, pada Senin (1/9).
Aksi ini digelar dalam rangka menyoroti tindakan represif aparat kepolisian dan Problematika Pemerintahan Prabowo-Gibran, serta kinerja DPR yang dinilai gagal merepresentasikan kepentingan rakyat.
Panglima Kodam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno, yang hadir diakhir aksi unjuk rasa mengapresiasi komitmen mahasiswa dalam menjaga ketertiban selama berlangsungnya kegiatan yang melibatkan massa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Alhamdulillah berjalan dengan baik, dan saya salut sama para adik-adik kita yang memegang komitmen dengan baik,” ujarnya.
Selanjutnya, ia menambahkan bahwa mahasiswa yang berpendidikan dan berwawasan tentu tidak akan melanggar komitmen yang sebelumnya telah disepakati.
“Mereka kemarin sudah bertemu dengan kita, dan telah membuat komitmen. Saya yakin mereka orang yang berpendidikan dan punya wawasan. Tentunya mereka juga tidak akan melanggar,” tambahnya.
Mayjen Windiyatno juga menekankan bahwa kegiatan yang berlangsung murni tanpa ada indikasi pihak luar yang menyusupi. Mahasiswa bahkan disebut aktif menjaga kelompoknya agar tetap solid.
“Alhamdulillah kelihatannya tidak ada. Semuanya murni. Dari mereka juga menyampaikan akan menjaga kelompok mereka supaya tidak tersusupi. Karena mereka juga punya harga diri,” jelasnya.
Terkait pengamanan, ia menuturkan bahwa aparat kepolisian tetap bekerja sesuai aturan hukum yang berlaku, termasuk penanganan kasus pembakaran gedung DPRD Kota Makassar yang sebelumnya memakan korban.
“Polisi juga mengamankan apa yang menjadi perhatiannya. Tadi pagi pun, beliau sudah melaksanakan penyidikan yang berkaitan dengan jatuhnya korban, nah itu kan sesuai dengan perintah harus ditindak secara hukum yang berlaku, beliau sedang konsentrasi kesana,” terangnya.
Lebih lanjut, Pangdam menyampaikan jumlah personel yang dikerahkan untuk memastikan situasi kondusif. “Khusus di Makassar kita ada 1.000 orang. Kalau secara keseluruhan ada 5.000. Karena wilayah kita di Kodam kan Sulawesi Selatan dan Tenggara,” pungkasnya. (*)
*Reporter: Hafid Budiawan







