PROFESI-UNM.COM – Bantuan subsidi kuota internet yang dijanjikan Universitas Negeri Makassar (UNM) tak kunjung dirasakan oleh mahasiswa. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Rektor UNM dalam sebuah video pendek yang beredar di media sosial, Minggu (3/5).
Dalam video tersebut diterangkan bahwa seluruh mahasiswa UNM baik yang berada di kampung halaman maupun yang ada di Makassar telah menerima bantuan kuota internet sebanyak 30 GB ini menuai banyak kritikan.
Sebelumnya, UNM mengeluarkan Surat Edaran Nomor 933/UN36/TU/2020 pertanggal 8 April lalu yang pada poin pertama menjelaskan bahwa mahasiswa dan dosen dalam pembelajaran daring disiapkan 3 fasilitas bandwitdh Internet hasil kerjasama UNM:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
- Telkom Indonesia memberikan bandwitdh secara unlimited kepada mahasiswa dan dosen SSO wifi.id UNM dimanapun terdapat hotspot wifi.id
- Telkomsel dan indosat memberikan kuota 30 GB untuk mengakses lms.unm.ac.id
- Mahasiswa aktif akan diberikan subsidi kuota internet senilai Rp. 50. 000.
Salah satu kritikan berasal dari Muhammad Irwan mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi menilai bahwa apa yang ditampakkan oleh Rektor UNM hanyalah pencitraan belaka.
Fasilitas yang dimaksudkan pada poin pertama tidak dapat diakses oleh seluruh mahasiswa karna keterbatasan jaringan wifi.id yang tidak menjangkau seluruh pelosok.
Kemudian pada poin kedua, kuota 30 GB yang dimaksudkan hanya dapat diakses untuk laman lms.unm.ac.id sementara fakta di lapangan, dosen lebih banyak menggunakan aplikasi selain daripada laman tersebut.
Lanjut pada poin ketiga, dirinya mengaku telah mendaftarkan nomor teleponnya sesuai dengan mekanisme yang disampaikan namun sampai hari ini tak kunjung ada.
“Ini jelas pencitraan, bantuan yang dimaksud sama sekali tak dirasakan mahasiswa padahal perkuliahan daring sudah memasuki bulan kedua,” ujar mahasiswa asal Kabupaten Soppeng ini.
Menurutnya, mahasiswa telah membayar UKT dengan nominal yang tinggi, namun harus terbebani lagi dengan membeli kuota internet demi kuliah daring kemudian kuota yang dijanjikan-pun dinilai amat sedikit. “Kuota yang dijanjikan tidak sebanding dengan UKT yang mahal,” tambahnya.(*)
*Reporter: R. Amalia