PROFESI-UNM.COM – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Universitas Negeri Makassar (UNM) atas wafatnya Paturungi Parawansa Kr. Tobo. Almarhum menghembuskan napas terakhir pada Selasa (16/9/2025) pukul 08.10 Wita di RS Grestelina, Makassar, dalam usia 89 tahun.
Kepergian almarhum menjadi kehilangan besar, khususnya bagi keluarga besar UNM yang mengenangnya sebagai sosok teladan dan peletak dasar nilai-nilai luhur akademik di kampus tersebut. Semasa hidupnya, Paturungi Parawansa pernah menjabat sebagai Rektor UNM periode 1982–1991 dan dikenal sebagai salah satu figur penting dalam perkembangan perguruan tinggi itu.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka, Jalan Raya Pendidikan, Kompleks UNM Blok G1/3, Gunungsari Baru, Makassar. Berdasarkan keterangan keluarga, almarhum akan dimakamkan pada hari yang sama setelah Salat Ashar di Pekuburan Keluarga Besar Parawansa, Desa Cilallang, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rektor UNM, Karta Jayadi, turut hadir melayat ke rumah duka. Ia menyampaikan belasungkawa atas wafatnya almarhum dan mengajak seluruh sivitas akademika untuk mendoakan beliau.
“Atas nama sivitas akademika UNM, kami menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga diberi ketabahan,” ujarnya saat melayat, Selasa (16/9/2025).
Ia menuturkan bahwa keteladanan dan dedikasi almarhum akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi akademisi UNM. Menurutnya, Paturungi Parawansa merupakan figur penting dalam perjalanan panjang pengembangan lembaga pendidikan tinggi tersebut.
“Paturungi Parawansa adalah sosok teladan dan inspirasi bagi generasi akademisi. Beliau meletakkan fondasi penting bagi perkembangan UNM dan dikenal sebagai pemimpin visioner, rendah hati, serta berdedikasi tinggi pada dunia pendidikan,” ungkapnya.
Ucapan belasungkawa juga mengalir dari berbagai pihak, baik dari kalangan sivitas akademika, kerabat, maupun sahabat almarhum. Mereka mengenangnya sebagai pribadi bersahaja, bijaksana, dan penuh pengabdian sepanjang hidupnya.
Kepergian Paturungi meninggalkan jejak mendalam, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi lingkungan akademik UNM. Sosoknya yang menjunjung tinggi integritas, etika, dan komitmen terhadap pengembangan pendidikan menjadi warisan moral yang patut diteladani.(*)
*Reporter: Firmansyah







