PROFESI-UNM.COM – Bagi mahasiswa yang tinggal di kos atau asrama, kebutuhan makan sering kali menjadi dilema. Di satu sisi, mereka dituntut untuk berhemat dengan uang saku yang terbatas. Di sisi lain, menjaga pola makan sehat juga penting agar tetap bugar mengikuti perkuliahan. Di tengah situasi tersebut, masakan hemat dan sehat menjadi solusi yang banyak dicari.
Dengan modal sederhana, mahasiswa sebenarnya bisa mengolah berbagai menu bergizi. Bahan seperti telur, tahu, dan tempe menjadi pilihan utama karena harganya murah sekaligus kaya protein. Sayuran lokal seperti kangkung, bayam, dan sawi juga mudah diperoleh dengan harga terjangkau. Kombinasi sederhana dari bahan-bahan tersebut dapat diracik menjadi berbagai hidangan sehat tanpa harus menguras kantong.
Peralatan dapur sederhana pun sudah cukup untuk mendukung aktivitas memasak. Rice cooker misalnya, tidak hanya bisa digunakan untuk menanak nasi, tetapi juga untuk memasak sup, merebus mi, hingga mengukus sayuran. Dengan sedikit kreativitas, mahasiswa bisa menyajikan menu lengkap hanya dengan satu alat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain hemat, memasak sendiri juga memberikan keuntungan lain, yakni mahasiswa dapat mengontrol gizi makanan yang dikonsumsi. Berbeda dengan makanan cepat saji yang cenderung tinggi garam dan minyak, masakan rumahan lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya. Tak hanya itu, kebiasaan memasak juga melatih kemandirian serta keterampilan hidup yang berguna di masa depan.
Masakan hemat dan sehat bukan sekadar soal bertahan hidup di masa kuliah, tetapi juga investasi kecil untuk menjaga kesehatan dan kebiasaan baik di kemudian hari. Dengan kreativitas dan kedisiplinan, mahasiswa bisa membuktikan bahwa hidup mandiri tetap bisa seimbang antara hemat dan sehat. (*)
*Reporter: Nurul Adhani Ilham