PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa memiliki gaya belajar yang berbeda, sehingga penting untuk mengenali cara yang paling sesuai dengan diri sendiri. Ada yang lebih mudah memahami materi melalui gambar, grafik, atau mindmap, sementara sebagian lainnya lebih fokus lewat diskusi, ceramah, atau audio pembelajaran.
Tidak sedikit pula yang lebih paham jika mempraktikkan teori secara langsung. Dengan mengetahui gaya belajar masing-masing, mahasiswa bisa lebih efektif dalam menyerap materi menjelang ujian.
Belajar cerdas lebih dianjurkan dibanding belajar keras tanpa strategi. Mencicil materi sejak jauh hari akan lebih efektif dibanding mengandalkan sistem kebut semalam. Selain itu, memahami konsep dasar suatu rumus atau teori akan jauh lebih bermanfaat dibanding sekadar menghafalnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di era digital, teknologi dapat menjadi penunjang persiapan belajar mahasiswa. Aplikasi seperti Google Calendar membantu menyusun jadwal ujian, Notion bermanfaat untuk mencatat materi secara rapi, Google Cendekia menyediakan literatur ilmiah terpercaya, sementara Grammarly membantu memeriksa tata bahasa dalam penulisan.
Manajemen waktu menjadi salah satu kunci penting dalam persiapan ujian. Metode Pomodoro, yang membagi waktu belajar dalam sesi singkat dengan jeda istirahat, bisa menjadi pilihan untuk menjaga konsentrasi.
Dengan cara ini, mahasiswa dapat belajar lebih fokus, tidak mudah jenuh, serta terhindar dari stres menjelang ujian. Pengaturan waktu yang baik akan membantu hasil belajar lebih maksimal.
Selain faktor internal, lingkungan belajar yang mendukung juga sangat berpengaruh terhadap kesiapan menghadapi ujian. Suasana yang tenang dan nyaman akan membantu mahasiswa lebih mudah berkonsentrasi.
Kelompok belajar bisa menjadi alternatif untuk mendiskusikan materi secara variatif dan menambah pemahaman. Dengan kondisi belajar yang suportif, mahasiswa dapat menghadapi UTS dengan rasa percaya diri yang lebih besar. (*)
*Reporter: Hafid Budiawan







