PROFESI-UNM.COM – Aksi demonstrasi kembali marak terjadi di berbagai daerah Indonesia dalam beberapa minggu terakhir. Ribuan massa yang terdiri dari mahasiswa, buruh, hingga organisasi masyarakat turun ke jalan menyuarakan aspirasi.
Isu yang diangkat beragam, mulai dari tuntutan kenaikan upah, penolakan kebijakan pemerintah, hingga seruan perbaikan transparansi tata kelola negara. Pemicu aksi berasal dari kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyat. Misalnya, rencana revisi undang-undang tertentu serta kenaikan harga kebutuhan pokok yang membebani masyarakat kecil.
Mahasiswa menilai kebijakan ini berpotensi menambah kesenjangan sosial, sedangkan buruh mendesak adanya upah layak yang sesuai dengan kebutuhan hidup. Sebagian besar berjalan damai, meski ada titik-titik yang sempat diwarnai ketegangan antara demonstran dan aparat. Kehadiran aparat kepolisian dengan penjagaan ketat turut mewarnai jalannya aksi.
Respons pemerintah dan aparat menunjukkan sikap yang beragam. Pemerintah menyatakan siap menampung aspirasi rakyat, namun tetap mengingatkan agar unjuk rasa dilakukan sesuai aturanAparat kepolisian sendiri menegaskan mengedepankan pendekatan humanis, meski rekayasa lalu lintas dan pengamanan ketat tetap diberlakukan di titik konsentrasi massa.
Keempat, dampak aksi demo terasa pada aktivitas masyarakat sehari-hari. Lalu lintas macet di sejumlah jalan utama, kegiatan perkantoran terganggu, hingga adanya potensi kerugian ekonomi akibat penutupan akses jalan.
Selain itu, aksi demo ini memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap hak menyuarakan pendapat masih kuat. Meski sering dianggap mengganggu, demonstrasi tetap menjadi salah satu instrumen penting dalam demokrasi. Suara rakyat di jalanan menjadi pengingat bagi pemerintah bahwa kebijakan publik harus berpihak pada kesejahteraan bersama.
Dengan terus mengemukanya aksi di berbagai daerah, pemerintah diharapkan dapat lebih responsif dalam merespons tuntutan rakyat. Setiap langkah kompromi dan kebijakan yang diambil akan menentukan arah hubungan antara negara dan masyarakat di masa depan. (*)
*Reporter: Nur Mardatillah








