Budaya Membaca Mahasiswa Mulai Luntur, Perlu Gerakan Literasi Kampus

Avatar photo

- Redaksi

Sabtu, 5 Juli 2025 - 21:12 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Mahasiswa sibuk gawai sehingga kurangnya baca buku, (Foto: AI.)

Ilustrasi Mahasiswa sibuk gawai sehingga kurangnya baca buku, (Foto: AI.)

 

PROFESI-UNM.COM – Di era digital yang serba cepat, minat baca mahasiswa dinilai mulai menurun. Buku-buku fisik kian sepi peminat, tergeser oleh konten instan di media sosial. Padahal, membaca adalah fondasi penting bagi kemampuan berpikir kritis dan daya analisis mahasiswa.

Fenomena ini terlihat dari minimnya kunjungan ke perpustakaan kampus, rendahnya antusiasme diskusi buku, hingga sulitnya mahasiswa memahami literatur akademik. Banyak dari mereka mengaku lebih sering membaca ringkasan di internet daripada membaca sumber utama secara menyeluruh.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Melihat kondisi ini, sejumlah kampus dan komunitas literasi mulai menggagas gerakan seperti klub baca, bedah buku, hingga perpustakaan digital gratis.

Baca Juga Berita :  Berikut Jadwal Pelaksanaan Wisuda PPG Periode Desember 2024

Tujuannya tak lain untuk menghidupkan kembali semangat membaca di kalangan mahasiswa, tak hanya untuk tugas kuliah, tetapi juga sebagai kebutuhan berpikir dan berkembang.

Selain itu, penggunaan platform seperti Google Books, iPusnas, dan Z-Library juga dapat menjadi jembatan untuk mengakses bacaan secara lebih praktis dan ekonomis.

Membaca tak harus selalu tebal dan rumit. Dengan konsistensi membaca sedikit demi sedikit, mahasiswa bisa melatih fokus, memperkaya wawasan, dan memperkuat daya pikir.

Karena kampus yang literat bukan sekadar tempat mengejar gelar, tapi juga ruang tumbuhnya generasi yang berpikir tajam dan berwawasan luas.

Baca Juga Berita :  Keunggulan Kuliah Jalur Mandiri

Kampanye literasi juga bisa dimulai dari lingkungan kecil seperti organisasi mahasiswa, komunitas fakultas, atau bahkan media kampus. Mengadakan tantangan membaca 30 hari, membuat ulasan buku, atau membagikan kutipan inspiratif bisa menjadi langkah sederhana yang berdampak besar.

Di tengah dunia yang penuh informasi instan, mahasiswa perlu kembali menyadari bahwa membaca adalah investasi jangka panjang.

Sebuah buku bisa mengubah cara pandang, membentuk karakter, bahkan menginspirasi langkah hidup. Dan literasi bukan sekadar tren, tapi kebutuhan pokok mahasiswa yang ingin bertumbuh dengan arah yang jelas. (*)

*Reporter: Nur Mardatillah

 

Berita Terkait

Tips Bertahan Buat Anak Introvert
Overthinking Skripsi, Ketika Deadline Jadi Momok
Nongkrong? Ajang Healing atau Penguras Uang?
Rebahan Berkualitas: Gaya Istirahat Mahasiswa Masa Kini
Hustle Culture: Saat Sibuk Jadi Simbol Kesuksesan Mahasiswa
Tips Bangun Personal Branding di Platform Instagram
Simak Tips Ini Agar Jadi Pemimpin yang Mampu Manfaatkan SDM
Tips Pilih Ice Breaking yang Dapat Cairkan Suasana Forum Presentasi
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 16:28 WITA

Tips Bertahan Buat Anak Introvert

Kamis, 10 Juli 2025 - 16:24 WITA

Overthinking Skripsi, Ketika Deadline Jadi Momok

Kamis, 10 Juli 2025 - 16:18 WITA

Nongkrong? Ajang Healing atau Penguras Uang?

Kamis, 10 Juli 2025 - 16:13 WITA

Rebahan Berkualitas: Gaya Istirahat Mahasiswa Masa Kini

Kamis, 10 Juli 2025 - 16:07 WITA

Hustle Culture: Saat Sibuk Jadi Simbol Kesuksesan Mahasiswa

Berita Terbaru

Ilustrasi Seseorang Kelelahan Akibat Begadang, (Foto: AI.)

wiki

Tidur Dikorbankan, Kesehatan Dipertaruhkan

Rabu, 16 Jul 2025 - 20:28 WITA

Potret Wahyu Hidayat, mahasiswa PPG Prajabatan UNM, (Foto: Ist.)

Opini

[Opini] Tahun Ajaran Baru, Ketimpangan Lama

Rabu, 16 Jul 2025 - 19:41 WITA