PROFESI-UNM.COM – Aliansi Mahasiswa Makassar menilai gelombang demonstrasi yang marak belakangan ini merupakan akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap rezim Prabowo-Gibran dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Aksi tersebut berlangsung di fly over pada, Senin (1/9).
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menegaskan bahwa partisipasi publik dalam proses legislasi semakin terabaikan.
“Harusnya ada partisipasi bermakna yang melibatkan masyarakat sipil, mahasiswa, dan praktisi. Namun, yang terjadi justru praktik otoriter,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menuntut agar RUU Perampasan Aset segera disahkan. Aturan itu dianggap sebagai instrumen penting bagi masyarakat sipil untuk menindak tegas pejabat yang korup.
“Kita ingin undang-undang ini disahkan secepatnya karena menjadi senjata rakyat melawan pejabat korup,” katanya.
Selain itu, mereka juga mendesak pengesahan RUU Masyarakat Adat guna menghentikan perampasan ruang hidup di wilayah adat.
Mahasiswa turut menuntut pencabutan Undang-Undang TNI serta penegakan supremasi sipil. Mereka menolak wacana darurat militer yang dinilai berpotensi mengembalikan Indonesia pada praktik otoritarianisme Orde Baru.
“Semangat reformasi 1998 adalah menghapuskan represivitas dan menjamin kebebasan berpendapat serta berserikat,” tegasnya.
Aliansi juga menyoroti kinerja DPR yang dinilai gagal merepresentasikan kepentingan rakyat. Mereka menuntut pemecatan anggota dewan yang terbukti korupsi dan mendukung kebijakan merugikan masyarakat.
“Rebut kedaulatan rakyat sekarang juga,” menjadi seruan utama aksi tersebut.
Meski Presiden Prabowo Subianto telah menolak kenaikan tunjangan DPR dan perjalanan dinas ke luar negeri, mahasiswa menilai langkah itu tidak menyentuh akar persoalan. Mereka menekankan perlunya reformulasi kebijakan dan evaluasi proyek strategis nasional yang dianggap boros anggaran serta tidak berpihak pada rakyat.
Di akhir pernyataannya, perwakilan mahasiswa menyerukan solidaritas kepada sesama mahasiswa dan masyarakat.
“Pesan kami kepada mahasiswa yang belum turun dan rakyat yang menyaksikan, peka terhadap kondisi hari ini. Jangan terprovokasi isu konflik horizontal, tapi satukan barisan untuk memperjuangkan tuntutan rakyat,” pungkasnya.(*)
*Reporter: Muhammad Fauzan Akbar