PROFESI-UNM.COM – Plagiarisme menjadi salah satu masalah serius dalam dunia akademik. Banyak mahasiswa tanpa sadar melakukan plagiarisme karena kurang memahami cara menulis kutipan dan referensi dengan benar. Untuk menjaga integritas akademik, penting bagi mahasiswa mengetahui strategi dasar dalam menghindari tindakan tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan kutipan secara tepat. Kutipan langsung harus ditulis persis seperti sumber aslinya dan disertai keterangan penulis serta tahun terbit. Sementara itu, kutipan tidak langsung atau ringkasan perlu ditulis dengan kalimat sendiri, namun tetap mencantumkan sumber.
Selain kutipan, keterampilan parafrasa juga menjadi kunci penting. Parafrasa bukan sekadar mengganti kata dengan sinonim, melainkan mengubah struktur kalimat tanpa menghilangkan makna aslinya. Dengan cara ini, mahasiswa dapat menyampaikan ulang ide penulis lain sekaligus menunjukkan pemahaman terhadap materi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penggunaan daftar referensi juga tidak boleh diabaikan. Semua sumber yang digunakan, baik buku, jurnal, maupun artikel daring, perlu dicantumkan sesuai format penulisan yang berlaku. Dengan mencantumkan referensi, karya tulis menjadi lebih kredibel dan terbebas dari tuduhan plagiarisme.
Mahasiswa juga disarankan memanfaatkan perangkat deteksi plagiarisme yang banyak tersedia secara daring. Alat ini dapat membantu memastikan bahwa tulisan benar-benar orisinal dan tidak terlalu mirip dengan sumber lain. Pemeriksaan mandiri sebelum mengumpulkan tugas akan meminimalisir risiko kesalahan.
Dengan memahami cara mengutip, melakukan parafrasa, dan menuliskan referensi dengan benar, mahasiswa dapat menjaga kualitas sekaligus kejujuran dalam karya akademiknya. Tugas kuliah pun tidak hanya menjadi kewajiban, melainkan juga sarana mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menulis secara etis.(*)
*Reporter: Nur Syakika







