PROFESI-UNM.COM – Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar ramah tamah jelang wisuda di Hotel Mercure Makassar, Selasa (16/09).
Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus pelepasan calon wisudawan periode September 2025.
Rektor UNM, Karta Jayadi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada orang tua mahasiswa yang telah mempercayakan pendidikan anaknya di UNM. Ia berharap para lulusan Psikologi mampu segera mendapatkan pekerjaan dan meraih profesi sesuai cita-cita mereka.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Fakultas Psikologi UNM adalah salah satu jendela UNM. Terima kasih atas kepercayaan Bapak dan Ibu. Insyaallah anak-anak kita segera mendapat pekerjaan, profesi yang dicita-citakan, dan dimudahkan segala urusannya,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa Fakultas Psikologi memiliki kualitas akademik yang kompetitif. Menurutnya, tingginya nilai UKT mencerminkan motivasi mahasiswa dalam menyelesaikan studi, meskipun kecerdasan sejati tidak hanya diukur dari angka.
“Nilai kuantitas dan kualitas tidak pernah berbohong. Namun, sesungguhnya kecerdasan itu tampak ketika ananda mampu melewati berbagai gelombang dan tantangan selama perkuliahan,” jelasnya.
Karta juga berpesan agar para calon wisudawan menghadapi kehidupan dengan sikap adaptif. Menurutnya, tantangan tidak selalu datang secara lurus, tetapi kerap berliku sehingga diperlukan karakter yang kuat untuk menaklukkannya.
“Ada kristalisasi dalam diri kita ketika mampu menundukkan persoalan dengan karakter adaptif. Jangan biarkan rasa yang salah menguras energi kita. Sarjana Psikologi harus bisa beradaptasi dengan berbagai karakter di sekitar dan dalam kehidupan,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Karta mengumumkan bahwa calon wisudawan cumlaude Fakultas Psikologi berhak bebas tes masuk Magister Psikologi UNM. Ia juga menekankan agar alumni Psikologi menjadi pribadi yang cerdas, berbasis data, dan menjunjung tinggi kejujuran.
“Alumni Psikologi UNM haruslah orang yang tidak suka menyebar fitnah dan tidak suka membohongi orang lain. Karena sejatinya, jika kita berbohong, itu artinya kita sedang membohongi diri kita sendiri,” tutupnya. (*)
*Reporter: Nur Mardatillah







