PROFESI-UNM.COM – Kegiatan Nalar Scientific Fest (NSF) 2025 resmi dibuka di Ballroom C Menara Pinisi Universitas Negeri Makassar (UNM), Jumat (24/10). Ajang ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan menumbuhkan semangat riset ilmiah menuju generasi emas 2045.
Mengusung tema “Kolaborasi riset ilmiah untuk pendidikan berkualitas menuju Indonesia Emas 2045,”
Ketua Panitia, Muhammad Ammar Latif, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah berlangsung sejak masa pendaftaran pada bulan Juli. Kegiatan ini encapai puncaknya pada pembukaan tanggal 24 Oktober, kemudian dilanjutkan dengan presentasi karya tulis ilmiah dari para finalis.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kegiatan Nalar Scientific Fest ini telah dimulai sejak pendaftaran pada bulan Juli dan sampailah pada pembukaan tanggal 24 Oktober yang dilanjutkan dengan presentasi peserta karya tulis ilmiahnya,” ungkap Ammar.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi berpikir kritis. Sera menumbuhkan semangat riset sebagai bentuk kontribusi nyata generasi muda terhadap kemajuan bangsa.
“Nalar Scientific Fest hadir untuk menjadi wadah pengembangan potensi mahasiswa dalam berpikir kritis, ilmiah, dan inovatif, serta menumbuhkan semangat riset bagi generasi muda,” ujarnya.
Tercatat sebanyak 37 tim mengikuti proses seleksi sejak tahap pendaftaran. Setelah melalui seleksi abstrak dan karya tulis, sebanyak 10 tim dinyatakan lolos ke babak final, dan 9 di antaranya hadir untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan dewan juri.
Ammar juga menegaskan pentingnya kualitas dan orisinalitas karya yang dihasilkan peserta.
“Tentunya kita harus fokus pada hasil karya tulisnya, kreativitasnya, dan juga kualitas sumber informasi yang digunakan,” jelasnya.
Ia pun berharap agar seluruh peserta tidak hanya menjadikan kegiatan ini sebagai ajang perlombaan. Tetapi juga sebagai ruang belajar dan pengembangan diri dalam menulis serta meneliti.
“Saya berharap kegiatan ini bukan hanya tentang perlombaan dan siapa yang menjadi juara, tetapi menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berpikir kritis dan terus menumbuhkan semangat menulis serta meneliti,” tutupnya. (*)
*Reporter: Muh. Zaki Mubarak Ihwan







