
PROFESI-UNM.COM – Sejak dulu, rokok diketahui mendatangkan berbagai penyakit. Misalnya, kanker, kanker kronis, serangan jantung, impotensi, gangguan pernafasan. Akan tetapi, masalah kesehatan tersebut acap kali diabaikan bagi perokok.
Bagi mereka, berhenti mengonsumsi rokok dianggap sangat sulit. Meskipun berbahaya dan tak sedikit berujung kematian.
Tetap saja sering diabaikan bagi pecandu. Berawal dari persoalan itu, empat mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) mengembangkan permen untuk membantu mereka tetap merokok tanpa khawatir dampak bahayanya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ialah Paramita Indra Saputri, dan Fitha Armienty Lino Padang dari prodi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Andika Isma asal Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) serta Zakiah Febriani Natsir dari Fakultas Psikologi (FPsi).
Agar pecandu tidak lagi was-was mengenai masalah kesehatan yang diakibatkan dari rokok, mereka diajak mengonsumsi permen berbahan dasar Rosella ini. Kata Fitha, bunga ini dipilih sebab memiliki banyak manfaat dalam mencegah berbagai masalah kesehatan.
Bahkan, ia bercerita jika awalnya ide tersebut didapat dari ibunya yang berhasil menurunkan berat badan dengan mengonsumsi bunga Rosella. Namun, usai diteliti, rupanya bunga ini juga bisa mengatasi dampak dari merokok. Dengan alasan itu pula, lahirlah inovasi dengan nama persela (Permen Persela).
“Berat badan Ibu saya turun 10 kg dengan minum air dari seduhan rosella lalu kami berinisiatif membuat inovasi yakni permen,” kata mahasiswa angkatan 2017 ini.
Untuk membuatnya, hal penting yang harus dikerjakan ialah mengeringkan bunga Rosella di bawah sinar matahari. Pembuatan produk ini pun tergantung dari proses pengeringan tersebut. Setelah dikeringkan, kemudian bunga tersebut di ekstrak.
Lalu masukkan bahan tambahan, seperti gula, air, serta mint. Semua bahan tersebut ditaruh ke dalam panci. Tak lupa pula, untuk menambah perwarna makanan alami.
“Setelah aduk adonan tersebut hingga merata, lalu tuang ke dalam cetakan permen setelah itu masukkan ekstrak rosella,” lanjutnya.
Kemudian, permen akan dikemas dalam bebagai kemasan. Sehingga, nantinya dikonsumsi bagi siapa saja. Namun, cemilan persela ini diprioritaskan untuk pecandu rokok.
“Produk persela yang dibuat juga akan diajukan untuk mendapatkan perijinan dari Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT),” jelasnya.
Untuk biaya produksi, permen persela menghabiskan dana sekitar sembilan juta rupiah. Permen ini akan didistribusikan ke tempat strategis dan aman dijadikan tempat penjualan. Misalnya, kampus, toko, warung kopi dan tempat penginapan.
“Modal inventaris yakni peralatan yang digunakan kurang lebih sebesar Rp 4.175.000,” tuturnya.
Inovasi ini pun diharapkan membantu masalah kesehatan akibat rokok. Promosi dan pemasaran produk persela memanfaatkan media sosial dan menjajakan langsung ke masyarakat. Free testing dilakukan bagi mahasiswa yang ingin mencoba permen ini.
“Semoga produksi pembuatan permenPersela ini berjalan dengan baik dan lancar, terlebih lagi hasil produksinya bermanfaat untuk semua masyarakat,” tutur wanita asal Toraja ini. (*)
*Tulisan ini telah terbit di Tabloid Profesi edisi 221