PROFESI-UNM.COM – Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali melahirkan inovasi dari sivitas akademikanya. Andi Alam Nur, mahasiswa Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik UNM sekaligus Admin Operator di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika.
Ia merancang sistem Smart Laboratorium berbasis Internet of Things (IoT) menggunakan modul ESP32 yang terintegrasi dengan aplikasi KME Smart.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Inovasi ini lahir dari keresahan terhadap kebiasaan perangkat laboratorium, seperti lampu dan Air Conditioner (AC), yang kerap lupa dimatikan setelah jam kerja. Kondisi tersebut sering menyebabkan pemborosan energi.
Melalui sistem ini, perangkat listrik laboratorium dapat dikontrol secara real-time hanya dengan menggunakan smartphone, bahkan dari jarak jauh. Menurut Alam, alat ini berbeda dengan rancangan serupa sebelumnya.
“Selama ini mahasiswa dan dosen membuat sistem yang harus menggunakan koding, tetapi inovasi ini bisa berjalan tanpa koding. Bahkan orang awam pun bisa menggunakannya dengan pemahaman dasar tentang IoT,” ungkapnya.
Proses pengembangan alat dilakukan sejak studi kasus hingga masa magang di laboratorium. Hasil uji coba menunjukkan sistem mampu bekerja stabil selama berbulan-bulan tanpa kendala.
Selain itu, fungsi alarm otomatis juga memungkinkan AC menyala sebelum praktikum dimulai dan mati tepat saat jam pulang, sehingga lebih efisien.
Berdasarkan laporan studi kasusnya, teknologi ini menggunakan komponen sederhana seperti ESP32, relay, solid-state relay, adaptor, dan modul stepdown, yang semuanya terintegrasi dalam aplikasi KME Smart.
Uji fungsionalitas, keandalan, dan kegunaan menunjukkan bahwa sistem berjalan optimal, responsif, dan ramah pengguna.
Dalam wawancaranya, Alam menjelaskan bahwa ide ini berawal dari permasalahan nyata yang sering terjadi di Fakultas Teknik, yakni laboratorium yang ditinggalkan dalam kondisi lampu dan AC menyala.
“Setiap malam satpam sering melaporkan masih ada laboratorium yang belum dimatikan perangkatnya. Dari situ saya mencoba mencari solusi dengan menghubungkannya ke bidang saya, elektronika, agar bisa dibuat sistem otomatis yang lebih efisien,” jelasnya.
Ia menambahkan, sebelum diterapkan, inovasi ini telah melalui tahap simulasi menggunakan software khusus yang biasa digunakan di bidang teknik. Sebagai penutup, Alam menyampaikan harapannya agar inovasi ini bisa terus dikembangkan.
“Saya berharap alat ini bisa digunakan lebih luas, tidak hanya di laboratorium Fakultas Teknik, tapi juga di tempat lain yang membutuhkan. Selain itu, laporan studi kasus ini bisa dijadikan literatur bagi mahasiswa lain untuk mengembangkan sistem serupa ke depannya,” tutupnya. (*)
*Reporter: Nur Mardatillah







