PROFESI-UNM.COM – Pers mahasiswa bukan sekadar wadah menulis berita. Lebih dari itu, ia menjadi ruang tumbuh bagi mahasiswa yang ingin belajar berpikir kritis, peka terhadap isu, dan menyuarakan suara kampus.
Bergabung di organisasi pers mahasiswa membuka peluang besar untuk mengasah keterampilan jurnalistik, mulai dari menulis, wawancara, fotografi, desain, hingga manajemen media. Tak hanya itu, mahasiswa juga dilatih untuk bersikap objektif dan berani menyampaikan fakta di tengah arus informasi yang serba cepat.
Selain keterampilan teknis, pers mahasiswa juga menjadi tempat belajar berpikir tajam dan bertanggung jawab. Di sinilah mahasiswa ditempa untuk tidak hanya memahami isu, tapi juga menuliskannya secara jelas dan jujur kepada publik kampus.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan ikut pers mahasiswa, mahasiswa bukan hanya jadi pembaca informasi—tetapi juga penciptanya. Di tengah era disrupsi digital, kemampuan menulis dan berpikir kritis jadi modal penting yang bisa dibawa ke mana saja setelah lulus kuliah.
Melalui liputan langsung, diskusi redaksi, hingga peliputan investigasi ringan, mahasiswa yang tergabung dalam pers kampus akan terbiasa melihat berbagai sudut pandang dalam setiap peristiwa. Hal ini memperkuat kemampuan analisis dan empati, dua hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sosial dan profesional.
Tak jarang, alumni pers mahasiswa sukses berkarier di berbagai bidang seperti media massa, komunikasi, LSM, hingga birokrasi. Bekal pengalaman di organisasi ini memberi nilai tambah dalam CV dan wawancara kerja, karena menunjukkan bahwa mahasiswa pernah aktif, kritis, dan produktif selama masa kuliah.
Lebih dari itu, pers mahasiswa juga bisa menjadi ruang perlawanan yang konstruktif. Saat kampus bungkam atas isu-isu tertentu, suara dari pers mahasiswa sering menjadi pengingat bahwa demokrasi dan kebebasan akademik harus terus dijaga. Sebab itu, menjadi bagian dari pers mahasiswa bukan hanya tentang menulis, tapi tentang merawat akal sehat dan keberanian. (*)
Kenapa Mahasiswa Perlu Bergabung dengan Pers Mahasiswa?
PROFESI-UNM.COM – Pers mahasiswa bukan sekadar wadah menulis berita. Lebih dari itu, ia menjadi ruang tumbuh bagi mahasiswa yang ingin belajar berpikir kritis, peka terhadap isu, dan menyuarakan suara kampus.
Bergabung di organisasi pers mahasiswa membuka peluang besar untuk mengasah keterampilan jurnalistik, mulai dari menulis, wawancara, fotografi, desain, hingga manajemen media. Tak hanya itu, mahasiswa juga dilatih untuk bersikap objektif dan berani menyampaikan fakta di tengah arus informasi yang serba cepat.
Selain keterampilan teknis, pers mahasiswa juga menjadi tempat belajar berpikir tajam dan bertanggung jawab. Di sinilah mahasiswa ditempa untuk tidak hanya memahami isu, tapi juga menuliskannya secara jelas dan jujur kepada publik kampus.
Dengan ikut pers mahasiswa, mahasiswa bukan hanya jadi pembaca informasi—tetapi juga penciptanya. Di tengah era disrupsi digital, kemampuan menulis dan berpikir kritis jadi modal penting yang bisa dibawa ke mana saja setelah lulus kuliah.
Melalui liputan langsung, diskusi redaksi, hingga peliputan investigasi ringan, mahasiswa yang tergabung dalam pers kampus akan terbiasa melihat berbagai sudut pandang dalam setiap peristiwa. Hal ini memperkuat kemampuan analisis dan empati, dua hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sosial dan profesional.
Tak jarang, alumni pers mahasiswa sukses berkarier di berbagai bidang seperti media massa, komunikasi, LSM, hingga birokrasi. Bekal pengalaman di organisasi ini memberi nilai tambah dalam CV dan wawancara kerja, karena menunjukkan bahwa mahasiswa pernah aktif, kritis, dan produktif selama masa kuliah.
Lebih dari itu, pers mahasiswa juga bisa menjadi ruang perlawanan yang konstruktif. Saat kampus bungkam atas isu-isu tertentu, suara dari pers mahasiswa sering menjadi pengingat bahwa demokrasi dan kebebasan akademik harus terus dijaga. Sebab itu, menjadi bagian dari pers mahasiswa bukan hanya tentang menulis, tapi tentang merawat akal sehat dan keberanian. (*)
*Reporter: Nur Mardatillah