PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Baru (Maba) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani (PGSD Dikjas) Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Makassar (UNM) angkatan 2025 mengungkapkan kekecewaannya terhadap proses pembelajaran yang ia jalani sejak awal perkuliahan. Keluhan tersebut disampaikan saat salah satu mahasiswa ditemui oleh kru Profesi pada Jumat (17/10).
Cahya (nama samaran) salah satu maba menilai sistem perkuliahan di prodi belum berjalan sebagaimana mestinya. Ia mengaku sering mengalami kendala teknis, mulai dari jadwal kuliah yang tidak menentu hingga penggunaan ruang belajar yang berpindah-pindah.
“Prihatin sekali, Kak, proses belajarnya. Biasa saling menunggu kelas kalau kelas lain yang pakai,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Keluhan juga muncul terkait lokasi pelaksanaan perkuliahan yang dinilai tidak layak. Beberapa kali, mahasiswa harus mengikuti pembelajaran di tempat yang tidak semestinya karena keterbatasan fasilitas ruang kelas.
“Kami kebanyakan yang online, tapi di kelas lain itu pernah ada di masjid, tribun sepak bola,” tambahnya.
Selain persoalan teknis, mahasiswa tersebut juga menyampaikan kekecewaan atas ketidaksesuaian antara biaya kuliah dan fasilitas yang ia dapat. Ia merasa pengorbanan orang tuanya yang berprofesi sebagai petani belum sebanding dengan kualitas pembelajaran yang ia terima.
“Ekspektasi saya pada saat sebelum masuk di sini, apalagi orang tua petani, itu uang Rp5.500.000 sangat besar, tapi apa yang kami dapatkan di sini sangat kurang, Kak,” ungkapnya.
Sejak awal masuk, mahasiswa baru PGSD Dikjas juga mengaku kebingungan mengenai arahan kegiatan dan identitas program studi mereka.
“Dari awal kami memang dibikin bingung, Kak. Pada hari pertama PKKMB, kami sudah bingung mau ikut ke mana, karena kami diarahkan bergabung dengan Penjaskesrek, tapi kami itu lulus di PGSD Dikjas,” tuturnya. (*)
*Reporter: Ibnu Qayyum Abdullah.







