PROFESI-UNM.COM – Tren mahasiswa yang berwirausaha atau disebut studentpreneur semakin marak di tengah perkembangan teknologi digital. Aktivitas ini menjadi pilihan banyak mahasiswa yang ingin mandiri secara finansial sekaligus menyalurkan ide kreatif di luar ruang kelas.
Perkembangan platform media sosial dan marketplace membuat peluang usaha semakin terbuka lebar. Mahasiswa kini dapat memasarkan produk dan jasa dengan mudah, mulai dari bisnis makanan ringan, fesyen, hingga layanan digital seperti desain grafis dan konten kreatif. Kehadiran teknologi menjadikan modal bukan lagi hambatan besar untuk memulai bisnis.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagi sebagian mahasiswa, berwirausaha bukan hanya sekadar mencari penghasilan tambahan, tetapi juga wadah untuk mengasah keterampilan manajemen, komunikasi, dan pemasaran. Kemampuan ini diyakini akan menjadi bekal penting setelah lulus, baik saat membangun karier maupun menciptakan lapangan kerja sendiri.
Tren ini juga mendapat dukungan dari kampus melalui berbagai program, seperti mata kuliah kewirausahaan, lomba ide bisnis, hingga inkubasi usaha mahasiswa. Fasilitas tersebut diharapkan dapat mendorong lahirnya generasi muda yang tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga siap bersaing di dunia usaha.
Meski demikian, tantangan tetap dihadapi para studentpreneur. Mengatur waktu antara kuliah dan bisnis sering kali menjadi persoalan utama. Beberapa mahasiswa bahkan harus rela mengurangi waktu istirahat atau kegiatan sosial demi menjaga komitmen di dua dunia yang berbeda.
Kendati begitu, keberadaan studentpreneur menambah warna baru dalam kehidupan kampus. Fenomena ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak lagi terpaku pada pola pikir “kuliah lalu bekerja”, melainkan mulai berani menciptakan peluang sejak dini. (*)
*Reporter: Nurul Adhani Ilham







