PROFESI-UNM.COM – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM) gelar aksi bertajuk ‘Tuntaskan Problematika Internal UNM’ di depan Menara Pinisi, Jumat (10/10). Aksi ini menyoroti sejumlah persoalan kampus seperti jas almamater, praktik pungutan liar (pungli), serta fasilitas perkuliahan yang dinilai belum maksimal.
Presiden BEM UNM, Syamry, menegaskan bahwa masih banyak mahasiswa baru yang belum menerima almamater mereka. Padahal, para mahasiswa baru tersebut telah melakukan pembayaran secara penuh.
“Sampai hari ini masih banyak teman-teman mahasiswa yang tidak mendapatkan haknya sebagaimana mestinya. Ada kurang lebih 100 mahasiswa hari ini tidak mendapatkan almamater, cuma mendapatkan kwitansi. Padahal mereka sudah membayar,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menjelaskan bahwa persoalan tersebut disebabkan oleh sistem pengelolaan yang buruk dari pihak penyedia jas almamater. Ia menilai perlu adanya reformasi menyeluruh agar persoalan serupa tidak terulang.
“Kalau kita lihat yang terjadi hari ini, persoalannya adalah sistem tata kelola yang buruk daripada pengelola almamater itu sendiri. Perlu memang direformasi kembali persoalan pengelolaan jas almamater ini,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menuntut agar praktik pungli di lingkungan kampus segera dihapuskan. Syamry menilai hal tersebut mencederai nilai-nilai pendidikan dan merupakan bentuk gratifikasi atau komersialisasi pendidikan.
“Teman-teman ingin supaya praktik pungli di persoalan mata kuliah agama itu dihilangkan. Karena pada nyatanya ketika misalnya seperti itu sama halnya kita menggratifikasi atau mengkomersialisasi pendidikan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Syamry menyoroti pemanfaatan fasilitas perkuliahan yang belum berjalan dengan baik. Ia menyebut masih ada mahasiswa, khususnya pada mata kuliah keagamaan non-muslim yang harus kuliah di luar ruangan karena keterbatasan tempat.
“Kita ingin supaya sarana dan prasarana itu dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar mahasiswa. Karena hari ini banyak mahasiswa di mata kuliah keagamaan, khususnya non-muslim kuliah di Gasebo dan itu pun mereka kuliahnya di luar jam perkuliahan sebagaimana mestinya,” jelasnya.
Terakhir, ia menilai bahwa sistem yang berjalan di UNM saat ini sudah sangat buruk. Ia menegaskan seharusnya pimpinan kampus turun tangan dan segera menyelesaikan berbagai persoalan yang tengah dihadapi mahasiswa.
“Dan memang kalau kita lihat, bobrok ini sistem yang kemudian terjadi hari ini di Universitas Negeri Makassar. Harusnya pimpinan itu menyelesaikan semua persoalan yang kebetulan kita bawa hari ini,” tutupnya. (*)
*Reporter: Hafid Budiawan