PROFESI-UNM.COM – Pelbagai poblematika yang terjadi di Universitas Negeri Makassar (UNM) memicu aksi demonstrasi oleh para anggota BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Aksi demonstrasi terjadi depan Gedung Menara Phinisi, Kampus UNM, Kamis (31/7) kemarin.
Para demonstran terdiri dari anggota BEM U dan beberapa BEM Fakultas Se-UNM. Mereka merapakana barisan menyikapi probelamatika yang dinilai mencoreng nama instansi pendidikan. Pasalnya, UNM tak kunjung menanggapi keresahan mahasiswa oleh adanya pratik jual beli nilai di UNM, kwitansi tanpa almamater dan sebagainya.
Salah satu orator aksi demonstrasi menyampaikan kritik persoalan sistem pendidikan di Indonesia yang dinilai cacat oleh karena praktik jual beli nilai. Kritiknya juga menyoroti bagaimana banyak ketimpangan-ketimpangan yang merugikan mahasiswa UNM namun pihak birokrasi tak kunjung menyelesaikannya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Merugikan mahasiswa yaitu masalah jual beli nilai bagaimana di Universitas Negeri Makassar diadakan proses jual beri nilai dan bagaimana akan mencacatkan pendidikan yang ada di Indonesia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap salah satu orator demonstrasi.
Ketua BEM UNM, Syamry dalam orasinya menegaskan seluruh peserta demonstrasi menyatakan sikap mosi tidak percaya kepada pimpinan UNM, selain itu Ia juga mengatakan pergerakan turun aksi adalah bentuk perhatian aktivis kampus dalam menyikapi kinerja Rektor UNM yang dinilai tidak mampu menyelesaikan problrmatika internal UNM.
“Kami melayangkan mosi tidak percaya kepada rektorat karena tidak mampu menyelesaikan segala persoalan internal di UNM, masih banyak komersialisasi, pungli, masih ada praktik jual beli nilai, ini menjadi bukti perhatian mahasiswa kepada intitusi pendidikan ini, Kami melayangkan mosi tidak percaya kepada rektor Universitas Negeri Makassar,” tegas Syamri dalam orasinya.
Di sela aksi demosntrasi, petugas keamanan Dahlan mengharapkan agar mahasiswa tetap menjaga kredibilitas seorang mahasiswa, dengan tidak anarkis saat melangsungkan aksi, serta harapnya agar tuntutan kepada birokrasi dapat diselesaikan lewat jalur komunikasi.
“Mahasiswa sekarang bedami, jangan seperi cara-cara yang dulu. Kita sudah harus berubah, sudah harus lebih bagus. Dan sebelum turun, harusnya di komunikasikan dulu,” ungkapnya. (*)
*Reporter : Florencya Alnisa Christin







