PROFESI-UNM.COM – Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada sesi dua berlangsung cukup meneganggakan. Pasalnya, anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa tingkat univerisitas masuk melakukan aksi di tengah-tengah prosesi PKKMB di Pelataran Gedung Phinisi, Senin (11/8).
Dari pantauan kru LPM Profesi, para demosntan memasuki titik aksi lewat ruas samping kanan para peserta PKKMB, terlihat pagar minim penjagaan, selain itu tampak mahasiswa baru yang menyaksikan aksi itu terkesan kaget oleh karena orasi yang bertabrakan dengan sambutan rektor UNM dari balik layar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelumnya, Presiden BEM terobos PKKMB, Soroti Tata Kelola Kampus yang Bobrok, salah satunya isu kurangnya oengadana alamamteri bagi mahasiswa baru. Di tengah sambutan Rektor UNM, Presiden BEM melontarkan orasinya serta mengajak para mahasiwa untuk memberi seruan atas segala prombelmatik yang terjadi di UNM.
“Kami melayangkan mosi tidak percaya kepada birokrasi hari ini, sepakat!,” seru Syamry.
Aksi LK pada PKKMB 2025
Sorakan kemudian dilayangkan, “PR UNM” sontak memicu seruan dari mahasiswa baru dengan sahutan “Masih Banyak”. Seruan terus terjadi berkali-kali saat proses PKKMB sedang berlangsung.
Dari pengamatan langsung di lapangan, aksi yang terjadi terlihat tampak rapi dan telah dipersiapkan. Pasalnya saat demosntaran memasuki area titik aksi, sambil orasi mereka juga menyebarkan selebaran bertuliskan “Mosi Tidak Percaya Rektor UNM”. Ini ditunjukkan kepada para mahasiswa baru untuk dibentangkan sebagai bentuk protes mahasiswa baru terhadap dampak isu kurangnya almamater.
“Ada tadi dibagikan kertas, ada scannya juga untuk kasi keluhan atau kritik kepada biriokrasi, jadi nanti bisa kami kirimkan,” sebut salah satu mahasiswa baru.
Di samping itu, akhir aksi Dahlan sebagai petugas keamanan kampus pusat UNM, turut komentari aksi BEM yang menurutnya tidak sopan oleh karena menerobos acara formal univeristas. Baginya BEM tidak bermain secara rapi dalam upaya mempromosikan lembaga kemahasiswaan sebagai penggerak perubahan.
“Inikan acara resmi, Anda seharusnya lebih memperlihatkan sesuatu yang lebih elegan sebagai badan eksekutif mahasiswa. Dan ada ji acara ta di kasi kan ki. Nda elegan sebagai agent of change itu, mempermalukan institusinya,” ungkap Dahlan mengomentari aksi BEM kemarin. (*)
*Reporter: Florencya Alnisa Christin







