PROFESI-UNM.COM – Tahu gak sih, di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, kota yang terkenal dengan keindahan pantai dan pesona bawah lautnya yang indah, selain memiliki kekayaan alam yang indah. Bulukumba juga terkenal sebagai kota para pembuat Kapal Phinisi atau dalam bahasa bugis diberi julukan Butta Panrita Lopi. Butta Panrita Lopi ini sendiri memiliki arti tanah tempat para pembuat ahli perahu.

Ditengah modernisasi saat ini, di Bulukumba terdapat sebuah suku yaitu Suku Kajang yang masih menjungjung tinggi nilai kearifan lokal budayanya. Pakah kalian pernah kesana?

Yuk kenali lima keunikan dari Suku Kajang Sulawesi Selatan

1. Rumah Adat Suku Kajang
Mengenai bentuk bangunan Suku Kajang, sebetulnya hampir sama dengan bentuk rumah adat Suku Bugis-Makasar yaitu berbentuk rumah panggung. Perbedaannya adalah setiap rumah di Suku Kajang menghadap ke arah barat. Hal tersebut memiliki makna bahwa apabila membangun rumah melawan arah terbitnya matahari dipercayai mampu memberi berkah.

2. Pakaian Adat Suku Kajang
Pakaian adat Suku Kajang juga terbilang unik. Suku Kajang hanya mengenal satu warna untuk pakaian adatnya, yaitu warna hitam. Warna hitam bermakna persamaan dalam segala hal, termasuk pula kesederhanaan. Tidak ada warna hitam yang lebih baik antara satu yang lainnya karena semua hitam adalah sama. Makna lainnya dari warna hitam yaitu menunjukkan kekuatan, kesamaan, derajat bagi setiap orang di depan sang pencipta.

3. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh Suku Kajang adalah bahasa Makassar yang berdialek Konjo.

4. Perkawinan
Berbicara mengenai pernikahan, suku Kajang memiliki aturan adat sendiri. Masyarakat adat Kajang terikat oleh adat dimana mengharuskan mereka untuk menikah dengan sesama orang dalam kawasan adat. Jika tidak, mereka harus hidup di luar kawasan adat. Pengecualian bagi pasangan yang bersedia mengikuti segala aturan dan adat-istiadat yang berlaku dalam kawasan tersebut.

5. Agama
Kepercayaan yang dianut oleh Suku Kajang adalah agama Islam. Dalam bahasa konjo di sebut “Sallang”, dan tuhan yang diyakini untuk disembah adalah Allah atau dalam bahasa Konjo di sebut “TURIE’ A’RA’NA”. Mereka juga memiliki kepercayaan unik untuk sebuah filosofo shalat yaitu, “je’ne talluka sumbayang tala tappu” yang memiliki arti wudhu yang tidak pernah batal, sembahyang yang tidak pernah putus”.

Amat menarik untuk dikunjungi bukan? Bulukumba dengan masyarakat Kajang? Jadi, Kapan kamu mau ke Kajang?


*Nurul Atika

Komentar Anda

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan