PROFESI-UNM.COM – Di era serba cepat dan penuh tuntutan seperti sekarang, produktivitas kerap dijadikan tolak ukur utama keberhasilan. Namun, tidak jarang dorongan untuk terus produktif justru memicu perilaku berlebihan seperti overworking, burnout, hingga kehilangan waktu istirahat yang cukup. Mengelola produktivitas secara sehat menjadi hal penting untuk menjaga keseimbangan antara kinerja dan kesejahteraan mental.
Salah satu cara untuk tetap produktif tanpa mengorbankan kesehatan adalah dengan menerapkan manajemen waktu yang realistis. Memecah pekerjaan besar menjadi tugas-tugas kecil yang terjadwal membantu mencegah tekanan berlebih. Selain itu, menetapkan batas kerja, seperti tidak membawa pekerjaan ke waktu istirahat atau hari libur, juga menjadi langkah penting dalam menjaga ritme kerja yang sehat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tips Membangun Personal Branding di Bangku Perkuliahan
Selain itu, penting untuk mengenali tanda-tanda kelelahan seperti sulit berkonsentrasi, mudah marah, atau hilangnya motivasi. Jika tanda-tanda ini muncul, istirahat sejenak dan melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti olahraga ringan, jalan santai, atau sekadar tidur cukup bisa menjadi solusi pemulihan.
Teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung produktivitas sehat, seperti menggunakan aplikasi pengingat waktu istirahat, pemantau kebiasaan kerja, atau kalender digital untuk merencanakan tugas-tugas harian.
Pada akhirnya, mengelola produktivitas secara sehat bukan hanya soal menyelesaikan banyak pekerjaan, tetapi juga menjaga kualitas hidup. Ketika keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan tercapai, hasil kerja pun akan lebih optimal dan berkelanjutan.
Tak kalah penting adalah membangun budaya saling mendukung di lingkungan kerja atau kampus. Dorongan untuk beristirahat, saling mengingatkan untuk tidak bekerja secara berlebihan, serta menciptakan ruang diskusi tentang kesehatan mental bisa menjadi upaya kolektif yang berdampak besar.
Dengan menyadari bahwa produktivitas bukan segalanya, individu dapat mulai menghargai proses, menikmati waktu luang, dan menghindari jebakan hustle culture yang justru merusak diri secara perlahan. Produktivitas yang berkelanjutan lahir dari pola hidup yang seimbang dan penuh kesadaran. (*)
*Reporter: Nur Mardatillah