PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa adalah kelompok intelektual yang tidak hanya perlu unggul dalam aspek akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Peran ganda ini kerap menimbulkan tantangan dalam pengelolaan waktu secara efektif dan berkelanjutan.
Kegiatan organisasi mahasiswa seringkali menyita waktu yang tidak sedikit, baik dalam bentuk rapat, agenda pelatihan, hingga program kerja lapangan. Di sisi lain, kewajiban akademik seperti kuliah, tugas, dan ujian tetap menjadi prioritas utama yang tidak bisa diabaikan.
Manajemen waktu menjadi keterampilan penting oleh mahasiswa yang aktif berorganisasi. Kemampuan menyusun jadwal, memilah skala prioritas, dan menjaga komitmen merupakan kunci utama dalam menjaga keseimbangan antara peran akademik dan nonakademik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam praktiknya, tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kelelahan fisik maupun tekanan psikologis akibat beban kegiatan yang menumpuk. Kurangnya pemahaman terhadap batas kemampuan diri dan ketidaktepatan dalam menyusun waktu sering menjadi penyebab utama dari munculnya masalah tersebut.
Beberapa kampus telah memberikan pelatihan pengembangan diri yang mencakup manajemen waktu, sebagai upaya membantu mahasiswa mengatur ritme hidupnya secara proporsional. Selain itu, peran pembimbing akademik dan senior organisasi juga penting dalam memberi arahan agar mahasiswa tidak terjebak dalam overkomitmen.
Pengalaman dalam organisasi tetap memiliki nilai tambah yang besar bagi mahasiswa, baik dalam hal kepemimpinan, komunikasi, maupun jejaring sosial. Namun, tanpa pengelolaan waktu yang baik, potensi tersebut justru dapat berubah menjadi beban yang menghambat prestasi akademik.
Keseimbangan antara dunia kampus dan dunia organisasi tidak selalu mudah dicapai, tetapi dapat diwujudkan dengan kesadaran diri dan perencanaan yang matang. Mahasiswa yang mampu menata waktunya dengan bijak akan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja dan kehidupan sosial di masa mendatang.
Manajemen waktu bukan sekadar persoalan teknis, melainkan juga berkaitan dengan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemauan untuk terus belajar dari pengalaman. Dengan demikian, kehidupan mahasiswa dapat menjadi wadah pertumbuhan yang menyeluruh, baik dari sisi intelektual maupun karakter pribadi. (*)
*Reporter: Muhammad Fauzan Akbar