
PROFESI-UNM.COM – Asam ribonukleat (RNA) merupakan salah satu biomolekul yang memainkan peran penting dalam penyimpanan dan penerjemahan informasi genetik. RNA bekerja bersama dengan DNA untuk memastikan sel-sel tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Struktur RNA sendiri sangat dinamis dan unik, berbeda dengan DNA, sehingga memberikan kemampuan tambahan dalam berbagai fungsi seluler. Artikel ini akan menjelaskan secara rinci tentang struktur RNA, komponen pembentuknya, serta perannya dalam kehidupan seluler.
Komponen Utama Pembentuk RNA
RNA, sama seperti DNA, tersusun dari nukleotida. Setiap nukleotida dalam RNA terdiri dari tiga komponen utama: gula ribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen. Perbedaan paling mencolok antara RNA dan DNA terletak pada jenis gula yang digunakan. Pada RNA, gula yang digunakan adalah ribosa, sementara pada DNA adalah deoksiribosa. Perbedaan ini mempengaruhi stabilitas RNA, menjadikannya lebih mudah terurai dibandingkan DNA.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, RNA memiliki empat jenis basa nitrogen: adenin (A), sitosin (C), guanin (G), dan urasil (U). Urasil ini menggantikan timin (T) yang biasa ditemukan dalam DNA. Hal ini menjadi ciri khas utama RNA yang membuatnya dapat dikenali dengan jelas. Urutan dari nukleotida-nukleotida ini merupakan kunci dalam menentukan fungsi RNA dalam proses genetik.
Bentuk Struktur RNA
RNA umumnya berbentuk untai tunggal, berbeda dengan DNA yang memiliki struktur heliks ganda. Meski demikian, RNA memiliki kemampuan untuk melipat dirinya sendiri menjadi struktur tiga dimensi yang kompleks. Struktur ini dibentuk oleh pasangan basa internal di antara nukleotida yang saling melengkapi, menciptakan apa yang dikenal sebagai “secondary structure” RNA.
Terdapat beberapa jenis struktur sekunder yang umum ditemukan dalam RNA, seperti loop (lingkaran), bulge (tonjolan), dan stem-loop (batang-lingkaran). Struktur-struktur ini memberikan RNA fleksibilitas untuk berinteraksi dengan molekul lain dalam sel, termasuk protein dan molekul RNA lainnya.
Struktur yang lebih kompleks, yang disebut sebagai “tertiary structure”, memungkinkan RNA untuk melakukan fungsi katalitik dan pengaturan. Misalnya, ribozim, sejenis RNA dengan aktivitas enzimatik, memiliki struktur tersier yang sangat spesifik yang memungkinkannya memotong dan menyambung molekul RNA lain.
Fungsi-Fungsi RNA
Fungsi utama RNA dalam sel adalah menerjemahkan informasi genetik yang ada pada DNA menjadi protein. Proses ini dimulai dengan transkripsi, di mana sekuens DNA digunakan sebagai cetakan untuk membentuk molekul RNA. RNA yang dihasilkan dari proses ini disebut messenger RNA (mRNA), yang kemudian dibawa ke ribosom untuk diterjemahkan menjadi rantai asam amino, membentuk protein.
Selain mRNA, ada juga beberapa jenis RNA lainnya yang berperan dalam proses sintesis protein. Transfer RNA (tRNA) bertugas membawa asam amino ke ribosom sesuai dengan urutan kodon pada mRNA. Ribosomal RNA (rRNA), yang merupakan komponen utama ribosom, membantu menyusun struktur ribosom dan mengkatalisis pembentukan ikatan peptida antar asam amino.
Selain peran dalam sintesis protein, RNA juga berfungsi dalam regulasi genetik. Beberapa RNA, seperti microRNA (miRNA) dan small interfering RNA (siRNA), terlibat dalam pengaturan ekspresi gen dengan cara menghambat translasi mRNA atau menyebabkan degradasinya. (*)
*Reporter: Firmansyah