PROFESI-UNM.COM – Hoaks semakin marak tersebar di media sosial maupun aplikasi pesan instan. Informasi palsu sering dikemas seolah fakta. Kondisi ini dinilai berbahaya karena dapat memicu keresahan. Bahkan, hoaks berpotensi besar memecah belah persatuan masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar lebih waspada. Sikap kritis dibutuhkan agar tidak mudah terjebak dan ikut menyebarkan kabar palsu. Pakar komunikasi menyarankan sejumlah langkah sederhana yang bisa diterapkan agar masyarakat terlindungi dari jebakan hoaks.
Tips Terhindar dari Hoaks
Tips pertama, selalu periksa sumber informasi. Berita dari media resmi lebih terjamin kebenarannya dibanding sumber anonim tanpa kejelasan asal. Tips kedua, jangan berhenti membaca judul. Banyak hoaks dibuat dengan judul provokatif untuk memancing reaksi cepat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tips ketiga, baca isi berita secara lengkap. Pemahaman utuh membantu pembaca menilai apakah informasi sesuai konteks. Dengan cara itu, kesalahan tafsir dapat dihindari. Tips keempat, cek tanggal dan konteks informasi. Hoaks kerap menggunakan berita lama yang diputar kembali.
Tips kelima, bandingkan informasi dengan sumber lain. Jika berita hanya muncul di satu tempat, kebenarannya patut diragukan. Tips keenam, waspadai narasi yang memicu emosi. Hoaks sering menggunakan rasa marah, takut, atau simpati untuk melancarkan penyebaran.
Tips ketujuh, jangan langsung membagikan informasi. Pastikan kebenaran berita sebelum menekan tombol bagikan. Dengan menahan diri, rantai hoaks dapat diputus. Tips kedelapan, periksa gambar dan video yang menyertai informasi. Visual sering dimanipulasi agar terlihat meyakinkan.
Tips kesembilan, gunakan pencarian gambar balik. Cara ini membantu menemukan asal visual sebenarnya. Teknologi sederhana ini efektif membongkar foto atau video rekayasa. Tips kesepuluh, perkuat literasi digital pribadi. Pemahaman teknologi membantu masyarakat lebih tangguh menghadapi manipulasi informasi.
Kesadaran bersama sangat penting untuk memutus rantai hoaks. Dengan membudayakan sikap kritis, masyarakat bisa melindungi diri serta lingkungannya. Pakar menegaskan, prinsip saring sebelum sharing harus selalu diterapkan. Gerakan sederhana itu diyakini ampuh mengurangi hoaks di masyarakat.
Di era banjir informasi, sikap kritis adalah bentuk literasi penting. Dengan menerapkan tips tersebut, masyarakat akan lebih bijak menerima berita. Hoaks tidak lagi mudah menjerat jika masyarakat terbiasa berpikir kritis dan memverifikasi setiap informasi. (*)
*Reporter: Firmansyah







