PROFESI-UNM.COM – Bertahan hidup di akhir bulan merupakan situasi yang kerap dialami mahasiswa ketika kondisi finansial mereka memasuki fase kritis menjelang akhir periode bulanan. Tanpa penghasilan tetap dan masih bergantung pada kiriman keluarga, mahasiswa perlu menemukan cara untuk tetap memenuhi kebutuhan pokok mereka. Berikut ini lima langkah yang umumnya dilakukan mahasiswa dalam menghadapi kondisi tersebut.
Taktik Bertahan Menjelang Akhir Bulan
Langkah pertama yang diambil mahasiswa biasanya adalah mengevaluasi kembali kebutuhan yang benar-benar penting. Pengeluaran untuk makanan, transportasi, dan keperluan akademik menjadi prioritas utama. Pembelian non-esensial seperti makanan cepat saji, nongkrong di kafe, atau belanja online yang perlu kita kurangi.
Langkah kedua, mencari alternatif makanan murah atau gratis. Untuk menghemat pengeluaran, mahasiswa cenderung memilih makanan dengan harga terjangkau seperti mi instan, telur, atau nasi bungkus murah. Beberapa juga memanfaatkan program makanan gratis dari komunitas kampus, masjid, gereja, atau organisasi mahasiswa. Dalam beberapa kasus, mahasiswa memasak bersama di kos sebagai strategi kolektif penghematan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Langkah ketiga, mlakukan pekerjaan sampingan. Sebagian mahasiswa memilih untuk mencari penghasilan tambahan melalui pekerjaan part-time. Jenis pekerjaan yang umum antara lain menjadi ojek daring, penjaga warung, juru ketik, admin media sosial, atau membuka jasa desain dan penerjemahan. Pendapatan dari kerja paruh waktu ini menjadi penyelamat utama di masa akhir bulan.
Langkah keempat, mengandalkan dukungan teman atau solidaritas kolektif. Hubungan sosial antarmahasiswa menjadi sumber daya penting dalam situasi sulit. Mahasiswa saling membantu dengan cara patungan makanan, berbagi stok bahan dapur, hingga meminjamkan uang secara informal. Dalam beberapa lingkungan kos atau komunitas mahasiswa, solidaritas ini menjadi sistem bertahan hidup yang tidak tertulis tapi efektif.
Langkah terakhir adalah mencari bantuan formal, baik dari kampus maupun lembaga luar. Beberapa kampus menyediakan beasiswa bantuan hidup, bantuan UKT, dana darurat, atau kerja magang berbayar. Namun, keterbatasan informasi dan proses administrasi yang panjang sering kali menjadi tantangan tersendiri.
Lima langkah ini menunjukkan bahwa mahasiswa bukan hanya pembelajar, tapi juga pelaku strategi bertahan dalam sistem sosial yang menuntut adaptasi. Fenomena bertahan hidup di akhir bulan mencerminkan perlunya dukungan struktural yang lebih adil, baik dalam bentuk kebijakan kampus maupun program negara yang benar-benar responsif terhadap realitas mahasiswa. (*)
*Reporter: Nurul Aenun Mardia