Peserta yang telah lolos SNMPTN 2016 saat melakukan verifikasi berkas di Auditorium Amanagappa, Selasa (31/5). Selanjutnya, Peserta SNMPTN akan mengikuti tes keterampilan di FIK hari ini, Rabu (1/6). (Foto: Muh. Agung Eka S - Profesi)
Peserta yang telah lolos SNMPTN 2016 saat melakukan verifikasi berkas di Auditorium Amanagappa, Selasa (31/5). Selanjutnya, Peserta SNMPTN akan mengikuti tes keterampilan di FIK hari ini, Rabu (1/6). (Foto: Dok. Profesi)

PROFESI-UNM.COM – Universitas Negeri Makassar (UNM) memangkas kuota mahasiswa baru untuk jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2017 sebanyak 30 persen.

Kuota ini turun sebanyak 10% dari jumlah penerimaan maba di jalur yang sama, pada tahun 2016 lalu. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM Muharram beralasan, pengurangan ini telah disepakati oleh seluruh Rektor di Indonesia untuk mengurangi jatah tersebut.

“Ini pun masih berupa wacana. Namun seluruh pimpinan perguruan tinggi negeri di Indonesia telah sepakat untuk mengurangi jatah tersebut,” bebernya (22/12).

Alasan lainnya, tambah Muharram, dalam proses penerimaan maba jalur SNMPTN beberapa tahun  belakangan, beberapa sekolah kedapatan memanipulasi data siswa.

“Pengurangan kuota ini disebabkan SNMPTN banyak kekurangannya. Seperti banyak nilai rapor yang direkayasa. Jadi memang tetap jalur SBMPTN yang paling bagus,” ucapnya.

Sebaliknya, Muharram menjelaskan, kuota SBMPTN justru meningkat menjadi 50 persen,  dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 30 persen. Kendati demikian, ia belum bisa berbicara  terlalu banyak terkait penerimaan SNMPTN 2017.

“Memang sudah ada ketua panitianya namun anggotanya belum ada,” tambahnya saat  diwawancarai oleh reporter Profesi.

Guru Besar Kimia Organik ini menambahkan, semua prodi yang telah terakreditasi akan dibuka  tahun depan.

“Semua Program Studi Strata Satu (S1) yang telah terakreditasi kecuali D3 akan kita buka pada
SNMPTN 2017 mendatang,” ungkap.

Mantan Pembantu Dekan bidang akademik (PD I) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut. Dia berharap, agar kedepannya tidak lagi terjadi kesalahan yang sama.

“Harapannya agar jangan lagi terjadi kecurangan seperti SNMPTN sebelumnya,” tutupnya. (*)


*Tulisan ini terbit di Tabloid Profesi Edisi 209

Komentar Anda

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan