Potret seseorang sedang menggunakan kursi roda, (Foto:Int)
Potret seseorang sedang menggunakan kursi roda, (Foto:Int)

PROFESI-UNM.COM – Fasilitas serta sarana dan prasarana yang mumpuni merupakan aspek yang sangat penting bagi mahasiswa saat melakukan kegiatan perkuliahan. Dengan fasilitas dan sarana prasarana yang baik ini, mahasiswa memiliki lingkungan yang mendukung pembelajaran dan perkembangan mereka selama masa studi di kampus.

Sama halnya dengan mahasiswa dengan penyandang disabilitas, mereka sangat membutuhkan fasilitas yang mumpuni untuk mendukung kegiatan akademik. Namun, alih-alih mendapatkan fasilitas yang layak, pimpinan kampus hanya memberikan janji manis belaka. Hal ini dikonfirmasi lansung oleh Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kebutuhan Khusus Universitas Negeri Makassar (HMJ PKH UNM), Ulfin Dwi Ramadhani mengungkapkan bahwa dari pihak himpunan sudah sering menyampaikan keluhan terkait hal ini. Namun, pihak birokrasi seakan tutup mata dan hanya memberikan janji-janji saja sampai sekarang.

“Teman-teman juga beberapa kali melakukan aksi kampanye, dan propaganda di media sosial tapi sampai sekarang pihak kampus belum memberikan aksesibilitas yang layak bagi teman difabel,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa fasilitas untuk mahasiswa difabel yang ada di UNM sangat jauh dari kata memadai. Mulai dari tidak adanya guilding block dan ramp (bidang lantai), banyaknya gorong-gorong yang belum di tutup, sampai yang paling sederhana yaitu tidak adanya Juru Bahasa Isyarat (JBI) serta Guru Pembimbing Khusus (GPK). Tentunya hal tersebut sangat disayangkan karena pihak kampus menerima mereka sebagai mahasiswa tapi tidak memberikan aksesbilitas yang layak bagi mereka.

“Tidak ada fasilitas yang diberikan untuk teman difabel dari kampus, teman difabel daksa (keterbatasan fisik) yang sulit untuk berjalan di lingkungan kampus karena tidak adanya fasilitas yang memadai untuk mereka. Banyak kasus teman difabel netra yang jatuh di goronggorong karena tidak ada penutup,” lanjutnya.

Hal ini dikonfirmasi langsung oleh salah satu penyandang tunadaksa, Wahyu mengatakan fasilitas yang paling dikeluhkan adalah ruang belajar yang panas serta jalanan yang banyak penghalang. Seharusnya disiapkan jalan khusus untuk memudahkan mahasiswa disabilitas saat bepergian.

“Kalau menurutku fasilitasnya kurang memadai lah, ruang belajar panas dan jalannya agak banyak penghalang, tidak ada semacam jalur khusus lah,” katanya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Ikwan (disamarkan) salah satu penyandang tunanetra juga mengeluhkan terkait tidak adanya jalan khusus untuk mereka sehingga kesulitan untuk mengakses setiap sudut kampus. Banyaknya jalan yang tidak rata membuat beberapa mahasiswa bisa tersandung jika melewati jalan tersebut.

“Kalau saya sih jalanannya, biasa ada yang miring, ada yang menurun jadi kalau tidak hatihati kita bisa tersandung,” keluhnya. (*)

*Tulisan ini telah terbit di Tabloid Edisi 267 September 2023

Komentar Anda

Iklan