
PROFESI-UNM.COM – Kampus V Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Pare-pare telah mendirikan delapan prodi baru pada tahun 2017. Namun pendirian prodi tersebut tidak diiringi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Hal tersebut membuat mahasiswa baru resah. Karena tak hanya masalah dosen, fasilitas yang merupakan hal terpenting sebagai penunjang akademik juga membuat para maba resah. Kondisi yang serba kekurangan membuat mereka setengah hati untuk mengikuti perkuliahan.
Lagi, seperti yang diungkapkan oleh maba prodi Ilmu Administras Negara, Ryan Priatno. Ia mengaku, fasilitas di kampus masih sanga kurang. Walaupun ada pengadaan kursi, namun tidak untuk alat penunjang akademk lainnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Yah begitulah, kadang teman-teman hanya biasa pakai punyanya PGSD,” katanya.
Terlebih lagi, dalam perkuliahan kadang membutuhkan alat praktik. Seperti untuk prodi Sendratasik. Muh. Yunus Mahendra pun mengaku kekurangan fasilitas jika ada mata kuliah yang mengharuskan untuk memakai alat penunjang, seperti alat musik dan tari.
“Kita di Sendratasik, tentu yang kurang itu alat seni,” keluhnya.
Saat ini, fasilitas untuk kedelapan prodi masih kekurangan. Hingga sekarang, hanya ada pengadaan kursi dan meja dengan total sebanyak 450 buah.
Sementara alat peraga hanya satu disediakan. Sama halnya alat seni. Masing-masing hanya tersedia satu buah.
Tak ayal, jika sejumlah mahasiswa mengeluhkan kondisi tersebut. Belum lagi, LCD baru di tahun 2017 yang hanya diperadakan dua buah.
Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum (PR II), Karta Jayadi pun menanggapi persoalan ini. Proses pembenahan fasilitas, kata Karta, perlu bertahap sebab tidak ada dana dari pemerintah. “Memang demikian, tapi secara bertahap terus.” katanya. (*)
[divider][/divider]
*Tulisan ini telah terbit di Tabloid Profesi Edisi 221