PROFESI-UNM.COM– Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Universitas Negeri Makassar (UNM) menjalankan program kerja dalam meningkatkan kualitas air bersih. Dilakukan di desa Aka-akae, Kecamatan Wattang sidenreng, Kabupaten Sidrap, Sabtu (27/7).
Ishak, Dosen pembimbing lapangan mengatakan bahwa dii daerah tersebut masyarakat mengalami masalah air yang masih mengandung zat kapur dan tidak baik dikonsumsi.
”Air adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan, tidak hanya manusia, tetapi semua mahluk hidup membutuhkannya. Tetapi jika air mengandung zat kapur maka kehidupan juga akan terpengaruh. Jadi betapa pentingnya air di dalam kehidupan,” katanya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia melanjutkan, penggunaan air yang mengandung kapur jika dikonsumsi dalam jangka pendek, dapat mengakibatkan penyakit seperti muntaber, diare, kolera,tipus dan disentri. Sedangkan penggunaan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penyakit keropos tulang, kerusakan gigi, kerusakan ginjal dan hati. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan alat itu yaitu berupa wadah, pipa, penyaring, pasir silica, dan karbon aktif.
”Sangat mudah dalam proses pembuatannya, tetapi hasil saringannya sangat menakjubkan, bahkan air yang sangat keruh dan berwarna kuning pun bisa menjadi sangat bersih dan jika dilihat dengan kasat mata tidak ada perbedaan dengan air mineral kemasan yang dijual di minimarket,” lanjutnya.
Warga menyambut gembira sistem filtrasi tersebut. Menurut Hasna, warga Desa Aka-akae, penyaring dengan metode itu lebih mudah dibuat karena bahan-bahannya mudah didapat dan juga pembuatannya yang sangat mudah serta hasilnya juga bersih sehingga tak perlu lagi membeli air galon.
“Kalau kita beli galon, belum tentu penyaringnya itu selalu dibersihkan. Jadi lebih aman kalau punya alat sendiri dirumah,” ujar Hasna salah satu warga yang ada di kecamatan wattang sidenreng.
Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Aka-akae Muhammad Husni mengatakan bahwa sudah sepatutnya membenahi lingkungan didesa termasuk air bersih. Desa yang berpenduduk sekitar 1481 orang itu jika dilihat sepintas air yang digunakan warga cukup jernih, namun berdasarkan hasil observasi masih mengandung zat kapur yang cukup tinggi dan PH rendah.
“Sistem penjernihan ini akan kami coba untuk terapkan disini, jika memungkinkan akan kami kolaborasikan dengan BUMDes ,” katanya.
Pendemonstrasian diakhiri dengan penyerahan alat secara simbolis kepada Pjs Kepala Desa Aka-akae Muh. Husni, dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi warga lainnya untuk diterapkan di rumah masing-masing.
*Reporter : St. Reski Amelia