Ketahui Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan Negara RI

Avatar photo

- Redaksi

Sabtu, 11 Februari 2023 - 16:12 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PROFESI-UNM.COM – Negara Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial, di mana sistem ini badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen. Untuk dapat melihat secara komprehensif kelebihan dan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan negara Republik Indonesia, dapat kita ketahui melalui penjelasan berikut ini.

  1. Kelebihan

Dalam pemerintahan negara RI terdapat kelebihan yakni:

  1. Adanya pernyataan bahwa Indonesia adalah negara berdasar atas hukum dan sistem konsti- tusional. Hal ini telah memberikan kepastian hukum dan supremasi hukum dalam penyeleng- garaan pemerintahan negara.
  2. Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah, dan Utusan Golongan (sekarang DPR dan DPD), berwenang mengubah UUD dan memberhentikan Presiden/ Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD. Hal ini pernah dilakukan karena Presiden dinilai telah melanggar haluan negara atau UUD 1945. Contoh: Presiden Soekarno (1967), Presiden B.J. Habibie (1999), dan Presiden K.H. Abdurahman Wahid (2002).
  3. Jabatan Presiden (eksekutif) tidak dapat dijatuhkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan sebaliknya Presiden juga tidak dapat membu- barkan DPR. Presiden bekerja sama dengan DPR dalam pembuatan Undang-Undang.
  4. Jalannya pemerintahan cenderung lebih stabil karena program-program relatif lancar dan tidak terjadi krisis kabinet. Hal ini dimungkinkan karena kabinet (menteri-menteri) yang diangkat dan diberhentikan Presiden hanya bertanggung jawab kepada Presiden. Menteri-menteri adalah pembantu Presiden.
  5. Kekurangan
Baca Juga Berita :  [Profesi Wiki] Instrumen Tes Hasil Belajar

Selain kelebihan tersebut, terdapat pula kekurangan dalam sistem pemerintahan RI yaitu:

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

  1. Produk hukum belum banyak memihak kepentingan rakyat, demikian juga aparat penegak hukum (polisi, jaksa, dan hakim) yang masih belum bekerja (beberapa oknum) secara profesional sehingga dapat diajak berkolusi
  2. Majelis Permusyawaratan Rakyat yang anggota- anggotanya terdiri atas anggota DPR, Utusan Daerah dan Utusan Golongan (sekarang DPR dan DPD), merupakan lembaga negara yang sarat dengan muatan politis sehingga keputusan maupun ketetapan-ketetapannya sangat bergantung kepada konstelasi politik rezim yang berkuasa pada saat itu. Contoh, pada masa Orde Baru, wewenang MPR untuk mengubah UUD tidak pernah dilakukan, meskipun banyak suara- suara rakyat yang menghendaki amandemen. Keputusan politik masa itu ialah dikeluarkan- nya Ketetapan MPR No. IV/MPR/1983 tentang Referendum bila ingin mengubah UUD 1945.
  3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh, sehingga ada kecende- rungan eksekutif lebih dominan bahkan dapat mengarah ke otoriter. Contoh, pada masa Orde Lama, Presiden dapat membubarkan DPR dan lembaga-lembaga negara lain tidak berfungsi bahkan seakan menjadi pembantu presiden. Demikian juga pada masa Orde Baru, meskipun ada lembaga-lembaga negara lain namun kurang berfungsi sebagaimana mestinya.
  4. Jika para menteri tidak terdiri dari orang-orang yang jujur, bersih, dan profesional, program- program pemerintah tidak berjalan efektif dan populis (berpihak kepada rakyat). Hal ini akan berakibat munculnya arogansi kekuasaan, salah urus, dan tumbuh suburnya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Secara umum hal ini terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru, meskipun harus diakui adanya keberhasilan di bidang pembangunan fisik.
Baca Juga Berita :  [PROFESI-WIKI] Kenali Teori Perpajakan dan Asas Pemungutan Pajak

Tulisan ini dikutip di Buku “Pendidikan Kewarganegaraan” Oleh Budiyanto pada halaman 62-81, dan diterbitkan oleh PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta. (*)

*Reporter: Firmansyah

Berita Terkait

Dana Kuliah Terancam Naik?
Seni Berkuliah: Memaksimalkan Potensi Akademik dan Pribadi
Tips Jitu Imbangkan Kuliah dan Kehidupan Sosial Mahasiswa
Tips Menghadapi Perkuliahan dan Perjalanan Kampus di Tengah Hujan Deras
Tips Sukses Gen Z di Era Digital: Menavigasi Karier, Produktivitas, dan Gaya Hidup
Menjadi Ketua Tingkat yang Baik Juga Ada Tipsnya
Resolusi 2025 Langkah Nyata Menuju Perubahan Besar
Beasiswa LPDP Tahun 2025 Telah Dibuka
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 Februari 2025 - 13:02 WITA

Dana Kuliah Terancam Naik?

Jumat, 7 Februari 2025 - 23:44 WITA

Seni Berkuliah: Memaksimalkan Potensi Akademik dan Pribadi

Jumat, 7 Februari 2025 - 22:33 WITA

Tips Jitu Imbangkan Kuliah dan Kehidupan Sosial Mahasiswa

Sabtu, 1 Februari 2025 - 12:08 WITA

Tips Menghadapi Perkuliahan dan Perjalanan Kampus di Tengah Hujan Deras

Sabtu, 1 Februari 2025 - 11:40 WITA

Tips Sukses Gen Z di Era Digital: Menavigasi Karier, Produktivitas, dan Gaya Hidup

Berita Terbaru

Pendidikan Sejarah

Pameran Sejarah Jadi Wadah Edupreneurship dan Wisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:21 WITA

Fakultas Psikologi

Tim BKP Fakultas Psikologi Gelar Psikoedukasi Sex Education di PAUD Kartini

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:00 WITA

Himanis

UMKM Fest Wadah Promosi dan Pemberdayaan UMKM Lokal

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:27 WITA