PROFESI-UNM.COM – Ketua Eksekutif komisariat liga mahasiswa nasional untuk demokrasi (Ekom. LMND) Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), Isnaini Ahmad Renaldi mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem pendidikan Indonesia yang kurang berkualitas. Hal itu ia sampaikan pada aksi unjuk rasa di depan Mall Nipah dengan isu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah gagal, kembalikan kedaulatan tertinggi di tangan rakyat. Senin (1/5).

Ketua Ekom. LMND ini beranggapan bahwa pendidikan Indonesia tidak memberikan sumbangsih dalam kemajuan masyarakatnya. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia itu didesain untuk kepentingan dunia kerja.

“Pendidikan Indonesia tidak memberikan sumbangsih pada kemajuan masyarakat. Bukan tanpa sebab, tetapi memang pendidikan Indonesia itu didesain untuk kepentingan dunia kerja,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa dalam UU Sisdiknas sudah cukup menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia hanya dijadikan wadah menyiapkan tenaga-tenaga kerja untuk pemenuhan kebutuhan industri bsgi investor asing.

“Dalam UU Sisdiknas pada bab X tentang kurikulum, menjelaskan bahwa pendidikan negara kita hanya menyediakan tenaga kerja. yang nantinya akan menjadi pemenuh kebutuhan industri bagi investor asing,” tuturnya.

Terakhir ia membeberkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka putus sekolah di Indonesia meningkat pada 2022 sejak 2019. Secara rinci, angka putus sekolah pada jenjang SMA mencapai 1,38% pada 2022. Ini menunjukan terdapat 13 dari 1000 penduduk yang putus sekolah pada jenjang tersebut. Pada jenjang SMP tercatat sebesar 1,06% pada 2022 yang mengalami putus sekolah. Kemudian pada jenjang SD angka putus sekolah mencapai 0,13%. Belum lagi masyarakat dihadapkan dengan biaya pendidikan yang naik hingga 15-20% per tahunnya. Hal Ini menjadi bukti penyebab anak bangsa tak banyak yang mengenyam hingga pendidikan tinggi.

“BPS mencatat angka putus sekolah di Indonesia meningkat pada 2022 sejak 2019. Dimana SMA 1,38℅, SMP 1,06℅ dan SD 0,13℅, belum lagi biaya pendidikan yang naik hingga 15-20% per tahunnya,” tutupnya.(*)

*Reporter: Firmansyah