PROFESI-UNM.COM – Memasuki dunia perkuliahan menjadi fase baru yang penuh tantangan bagi mahasiswa baru. Mereka dituntut untuk menyesuaikan diri dengan sistem belajar, lingkungan sosial, hingga gaya hidup yang sangat berbeda dari masa sekolah.
Berbeda dengan suasana kelas SMA yang terstruktur dan terkontrol, kuliah menghadirkan kebebasan sekaligus tanggung jawab yang besar. Mahasiswa harus mengatur waktu, menyelesaikan tugas, dan memahami materi secara mandiri.
Kebebasan berpakaian, jadwal yang fleksibel, serta ragam organisasi menjadi daya tarik sekaligus ujian kedewasaan. Tidak sedikit mahasiswa yang kesulitan mengatur prioritas di tengah banyaknya pilihan aktivitas kampus.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bagi mahasiswa rantau, adaptasi menjadi dua kali lebih berat karena harus menghadapi perubahan lingkungan sekaligus kehilangan dukungan langsung dari keluarga. Mereka belajar hidup mandiri, mulai dari mengatur keuangan, makan sendiri, hingga mengelola emosi saat rindu rumah.
Adaptasi sosial juga menjadi bagian penting dari kehidupan awal kuliah. Mahasiswa dituntut untuk menjalin pertemanan baru, berkomunikasi lintas latar belakang, dan membangun jejaring yang sehat.
Namun, tidak semua mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan cepat. Beberapa mengalami culture shock, kesepian, bahkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan stres.
Pihak kampus telah menyediakan layanan konseling dan pendampingan, meski belum semua mahasiswa mengetahuinya atau merasa nyaman untuk memanfaatkannya. Masih ada stigma yang menganggap meminta bantuan sebagai tanda kelemahan.
Adaptasi akademik pun menjadi tantangan tersendiri, terutama saat harus memahami materi kompleks dari dosen yang hanya memberi arahan singkat. Banyak mahasiswa merasa terkejut dengan ritme kuliah yang cepat dan beban tugas yang berat.
Meski demikian, proses adaptasi adalah bagian penting dari pertumbuhan mahasiswa. Di sinilah mereka belajar bertanggung jawab, menyelesaikan masalah, dan membangun karakter.
Beradaptasi di kampus bukan sekadar bertahan, tapi juga membentuk jati diri. Dari ruang kelas hingga kos-kosan, dari rapat organisasi hingga makan siang sendirian, semua adalah bagian dari perjalanan menjadi dewasa.(*)
*Reporter: Muhammad Fauzan Akbar







