PROFESI-UNM.COM – Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris (HMPS Prasasti) bersama Dosen Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Akhmad Affandi menggelar Seminar Perencanaan dan Pengembangan Daya Saing Mahasiswa (PPDSM). Seminar diadakan via Zoom, Senin (14/11).

Seminar yang bertujuan sebagai bentuk rancangan aktualisasi Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini berlangsung selama dua hari, yakni dari 14 hingga 15 November.

Adapun pemateri pada hari pertama adalah Nana Djamal selaku Jurnalis MNC Media, Murni Mahmud selaku Guru Besar FBS UNM, dan Mardiyanah Nasta selaku Dosen FBS UNM. Seminar dihadiri sebanyak 169 peserta.

Kegiatan ini menjadi wadah untuk mengembangkan keahlian dan kompetensi mahasiswa agar mampu berdaya saing secara global melalui penanaman kiat-kiat untuk menjadi seorang jurnalis, penulis, dan pengajar yang hebat.

Pemateri pertama, Nana Djamal, menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang jurnalis dibutuhkan beberapa skill, di antaranya kemampuan menulis, public speaking, networking, serta adaptif dengan kemajuan zaman khususnya perkembangan teknologi.

“Untuk siap menyandang profesi jurnalis, teman-teman harus memiliki kemampuan yang relevan dengan profesi tersebut, misalnya penulisan berita, kemampuan berbicara di depan kamera atau umum, open-minded, dan masih banyak lagi,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, pemateri kedua, Murni Mahmud, mengatakan bahwa seorang penulis mampu mendobrak market global jikalau dalam tulisannya mengandung informasi-informasi terbaru sehingga menarik dibaca.

Ia menambahkan bahwa penulis harus lebih giat dalam membaca literatur-literatur yang tersedia baik dari sumber buku ataupun internet guna mendapatkan data yang unik dan up-to-date.

“Untuk menglobalkan tulisan, penulis harus up-to-date, peka terhadap perkembangan zaman, dan rajin membaca,” ujarnya.

Terakhir, pemateri ketiga, Mardiyanah Nasta, mengungkapkan bahwa menjadi seorang pengajar merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap masyarakat, dengan hal ini mampu memberikan kebahagiaan tersendiri bagi pemberi, inilah yang dinamakan Sharing is Caring.

“Berbagi ilmu pengetahuan menjadi salah satu bentuk kesenangan bagi diri sendiri dalam kehidupan,” ungkapnya.

Reporter: Andi Gusmaniar Irnawati