
PROFESI-UNM.COM – Mengelilingi Indonesia memang salah satu impian perempuan ini sejak lama. Lewat Kapal Pemuda Nusantara (KPN), Khairunnisa Adri akhirnya berhasil mewujudkan cita-cita. Setali tiga uang, ia turut mempromosikan kuliner Sulsel pada pemuda seluruh Indonesia.
Ia berlayar menaiki Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 pada 28 Agustus hingga 26 September lalu. Hampir sebulan lamanya, Khairunnisa beserta Pemuda Bahari Indonesia lainnya melakukan sejumlah proyek sosial di tengah-tengah luasnya samudra.
Pada Program KPN 2015 lalu, mahasiswa Pendidikan Geografi UNM ini dipercayakan sebagai ketua tim proyek sosial di bidang kewirausahaan. Dirinya bersama tim kemudian mengkreasikan produk kuliner berbahan dasar rumput laut berupa Keripik dari Sabang-Merauke (Kesake) 520. “Nama Kesake 520 diambil karena dibuat oleh anak muda dari Sabang sampai Merauke di atas KRI 520,” jelasnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan promosi kuliner khas Sulsel, di antaranya konro dan coto. “Saya adalah ketua tim dan saya dari Makassar, jadi kuenya terdiri atas tiga varian rasa, yaitu rasa coto makassar, konro, dan cokelat,” ujarnya.
Respon positif dari Pemuda Bahari Indonesia diperolehnya atas kreasi dari makanan olahan daging itu. “Mereka excited dengan rasa konro dan coto yang kita sediakan,” akunya.
Tak hanya proyek sosial di bidang kewirausahaan, sejumlah proyek sosial lain juga digalakkan di atas KRI Teluk Bintuni 520 yang berlayar hampir sebulan itu. “Sebelumnya di kapal, kami dibagi menjadi beberapa tim. Ada konservasi, pendidikan, kewirausahaan, art and culture, ecotourism, bela negara, IT,” bebernya.
Penampilan seni budaya juga dilakukan mahasiswa angkatan 2012 pada malam hari selama di atas KRI Teluk Bintuni 520. “Kami melakukan pementasan tari empat etnis selama berlayar untuk mewakili propinsi,” tuturnya.
Selain itu, program KPN 2015 juga berlabuh pada tujuh pulau. Di antaranya ialah Kota Baru (Kalsel), Pulau Siau (Sulut), Pulau Tahuna (Sulut), Pulau Melonguane (Sulut), Ternate (Malut), Parigi (Sulteng), dan Pulau Muna (Sultra). “Setiap singgah di pulau diadakan bakti sosial dan kegiatan pariwisata,” ceritanya.
Puncak kegiatan KPN 2015 lalu ialah Sail Tomini di Parigi, Sabtu (19/9). Pada perayaan itu pula disediakan homestay selama empat hari. Masing-masing peserta tinggal bersama orang tua angkat masing-masing. “Disini pulalah puncak kegiatan KPN Sail Tomini 2015 ini yang dihadiri oleh presiden, wapres, menteri, kepala-kepala daerah, dan seniman-seniman dari seluruh Indonesia,” kenangnya.
Setelah mengikuti program ini Khairunnisa juga mengaku merasa lebih mampu menumbuhkan sikap nasionalis dan patriotisnya. “Pelajaran yang saya dapat ialah menjadi nasionalis dan patriotis. Bahwa negeri dongeng yang indah itu, ada di Indonesia,” ujarnya riang.
Icha, sapaan akrabnya, mengharapkan agar proyek sosial tersebut mampu diaplikasikan oleh masyarakat luas. “Diharapkan setelah program KPN, ada tindak lanjut dari alumni yang dapat dilihat secara real untuk masyarakat bahari khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” harap alumni LPM Penalaran ini.
Selanjutnya, ia juga berharap, program tersebut mampu mengembangkan daya saing potensi yang dimiliki oleh Sulsel. “Potensi kelautan dan kebudayaan Sulsel ini yang luar biasa bisa semakin dilestarikan bahkan ditingkatkan,” katanya.
*Reporter: Awal Hidayat
Tulisan ini terbit pada Tabloid Profesi Edisi 202 April 2016