PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) diminta meninggalkan perkuliahan oleh dosen pengampu mata kuliah ‘Pengantar Kewirausahaan’ pada kuliah kelas daring melalui aplikasi Zoom. Tindakan tersebut dipicu karena sebagian besar mahasiswa tidak memiliki buku pegangan mata kuliah tersebut., Selasa, (2/9).
Salah seorang mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Pengantar Kewirausahaan yang enggan disebutkan namanya mengaku, dosen yang bersangkutan memang telah menginformasikan pada pertemuan pertama mengenai buku pegangan seharga Rp. 55 ribu dengan jumlah halaman 148 lembar yang wajib dimiliki mahasiswa dan tidak boleh menggunakan modul atau print karena masih uji coba. Namun, dosen tersebut tak memberi tahu bahwa yang tak memiliki buku tersebut akan diminta keluar dari Zoom Room.
“Pas pertemuan pertama itu dosennya sudah bilang kalau ada buku pegangan yang wajib, tidak boleh pakai modul dan print karena masih uji coba. Tapi di situ dosennya tidak bilang kalau yang tidak punya buku akan dikeluarkan,” ungkapnya.
Selain permasalahan buku, dosen yang bersangkutan juga meminta mahasiswa agar menggunakan laptop saat perkuliahan. Dosen tersebut berdalih, telah memberikan waktu satu minggu untuk memperbaiki semua akses baik jaringan maupun perbaikan laptop yang rusak karena materi akan lebih terlihat jelas dan mahasiswa bisa fokus.
Sejalan dengan itu, mahasiswa yang enggan juga disebutkan namanya mengalami nasib yang sama. Mahasiswa FPsi tersebut juga mengaku dikeluarkan karena tak memiliki buku dan menggunakan Hand Phone untuk mengakses Zoom.
“Alasannya toh bilangi tidak efektifki kalau HP dipakai, padahal itu HP bisaji didengar suaranya, bisaji juga diliat apa materinya, untuk mata kuliah yang lain juga pakai HP karena laptopku rusak,” ungkapnya.
Tak bernasib malang seperti kedua mahasiswa tersebut, sebut saja Neneng mengaku tak keluar dari Zoom Room karena meminjam buku dari senior di tempat tinggalnya. Ketika ditanya mengenai respon dosen saat mahasiswa keluar dari Room. Ia mengatakan, dosen bersangkutan menjelaskan bahwa dosen tersebut akan melakukan tes brain colour yang ada dalam buku.
“Na bilang ji kenapa dia na kasih keluar yang tidak punya buku karena kita mau tes brain colour dan itu ada di buku, nda terlalu na bahas ji soal yang keluar, dia fokus sama materi yang mau dia sampaikan,” jelasnya.
*Reporter: Annisa Puteri Iriani/Editor: Dewan Ghiyats Yan Galistan