Semua Demi Pendidikan

Avatar photo

- Redaksi

Selasa, 11 Juni 2024 - 13:12 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ervyan Ramlan seorang mahasiswa PPG UNM G1 2024 (Foto: Ist.)
Ervyan Ramlan seorang mahasiswa PPG UNM G1 2024 (Foto: Ist.)

PROFESI-UNM.COM –Kata Ibnu Sina, “tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan, kecuali kemalasan, dan tak ada obat yang tak berguna selain kurangnya pengetahuan.” Perkataan ini sering muncul dalam pikiran saya akhir-akhir ini, terutama ketika saya membayangkan diri dilantik oleh Presiden terpilih hasil pemilu damai oleh KPU RI. Meskipun saya belum tahu pelantikan dalam bentuk apa, bayangan tersebut tetap saja muncul.
Pendidikan tidak terlepas dari pemikiran bapak pelopor pendidikan bangsa ini, Ki Hadjar Dewantara. Beliau mengibaratkan pendidikan sebagai media perjuangan menuju bangsa yang merdeka dari segala bentuk penjajahan. Tujuan utama pendidikan bukan sekadar membuat anak-anak siap bersekolah setiap pagi atau mengatasi kecemasan orang tua tentang biaya pendidikan. Pendidikan yang sebenarnya adalah yang memerdekakan individu, membuat mereka mandiri dan memiliki nalar kritis.
Kita dapat melihat contoh nyata dari pentingnya pemerataan fasilitas pendidikan. Menurut jurnal penelitian “Syntax Idea” oleh Sugiono Eksantoso pada tahun 2024 yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia dalam Mengejar Ketertinggalan Menuju Indonesia Maju,” kemerataan sarana dan prasarana pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, media online seperti Kumparan.com menjelaskan bahwa kemerataan pendidikan masih sulit dirasakan hingga pelosok negeri. Bahkan di DKI Jakarta, seperti yang dilaporkan Kompas.id, masih kekurangan sekolah negeri. Dari data ini, terlihat jelas bahwa keterlibatan masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan, serta peran kepemimpinan yang serius dalam pendidikan.
Baru-baru ini, Universitas Negeri Makassar (UNM) memiliki rektor baru. Pertanyaannya, apakah akan ada perubahan pola pendidikan dengan hadirnya nahkoda baru di UNM? Perlu kita nantikan. UNM telah melahirkan banyak generasi guru profesional melalui Program PPG UNM, yang kini akan memasuki angkatan ke-6. Dengan kepemimpinan rektor baru, saya berharap ada keseriusan penuh dalam pengelolaan PPG, bukan sekadar jabatan politis semata. Semua demi kemajuan pendidikan di kawasan timur Indonesia.
Ketika saya dinyatakan lulus sebagai mahasiswa PPG UNM G1 2024, saya merenung dalam kesendirian, mempertanyakan apakah saya sanggup menjalani proses ini jauh dari keluarga. PPG ini bukan main-main; ini adalah tanggung jawab besar dengan fasilitas beasiswa yang diberikan demi meningkatkan kualitas pendidikan dan mutu guru. Dengan harapan besar, saya melangkah maju, siap menjadi guru yang harus menjadi panutan dan cerminan bagi peserta didiknya.
Proses ini harus dijalani dengan ikhlas dan disiplin diri. Dosen kami juga diharapkan melakukan hal yang sama. Mahasiswa adalah cerminan dosennya, dan siswa adalah cerminan gurunya. Kesinambungan ini harus dijaga dari hulu ke hilir. Learning Management System (LMS) yang kami gunakan sangat membantu, namun kolaborasi antara mahasiswa dan dosen perlu ditingkatkan. Beberapa dosen hanya memantau LMS atau sekadar hadir tanpa memberikan penguatan konsep yang ada di dalamnya.
Dalam laman resmi ppg.kemendikbud.go.id, Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru menyampaikan bahwa program PPG ini menjadikan guru berkomitmen menjadi teladan dan pembelajar sepanjang hayat serta memiliki dasar-dasar kepemimpinan. Visi PPG Prajabatan adalah memenuhi kebutuhan guru secara kuantitas dan kualitas demi terwujudnya profil pelajar Pancasila. Ini adalah tanggung jawab besar bagi mahasiswa dan membutuhkan sentuhan hangat dari dosen untuk membentuk dan menjadi contoh yang baik.
Tulisan ini ditujukan demi pendidikan bersama dan untuk generasi yang ingin kami kembangkan di masa depan, tanpa emosi atau kebencian terhadap dosen kami. Dengan ilmu dan kebaikan yang saya dapatkan dalam program ini, saya mengucapkan rasa hormat dan syukur yang mendalam. Saya hanya ingin proses ini ditingkatkan lebih lagi. Sebagai seorang muslim, saya mengingatkan diri sendiri dan kita semua tentang pentingnya waktu, amal saleh, dan nasihat untuk kebenaran dan kesabaran, seperti yang tercantum dalam QS al-Ashr ayat 1-3.
Sekian, Mohon maaf atas segala kekurangannya.
Salama kebaikan bersama.
Penulis yaitu Ervyan Ramlan seorang mahasiswa PPG UNM G1 2024

Baca Juga :  [Opini]: Paham Radikal Mencengkram Kampus?

Berita Terkait

[OPINI] Pendidikan yang Membungkam : Saat Instansi Pendidikan Membentuk Komoditas Tanpa Imajinasi
[OPINI] Arah Sekolah dan Pendidikan
[OPINI] Awan Gelap LK FT-UNM: Kekosongan Intelektual dan Degradasi Gerakan Mahasiswa
[OPINI] Tantangan bagi Masyarakat yang Terinfeksi Informasi Sepihak
Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
[Opini] Di Balik Layar Konflik: Memahami Strategi Psychological Warfare dalam Perang Modern
[OPINI] Perjuangan dan Potensi Perempuan: Transformasi Gender dalam Organisasi
[OPINI] Apakah UNM Cocok Berstatus PTN-BH?
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 3 Mei 2025 - 21:56 WITA

[OPINI] Pendidikan yang Membungkam : Saat Instansi Pendidikan Membentuk Komoditas Tanpa Imajinasi

Jumat, 2 Mei 2025 - 09:45 WITA

[OPINI] Arah Sekolah dan Pendidikan

Jumat, 14 Maret 2025 - 20:40 WITA

[OPINI] Awan Gelap LK FT-UNM: Kekosongan Intelektual dan Degradasi Gerakan Mahasiswa

Jumat, 8 November 2024 - 02:36 WITA

[OPINI] Tantangan bagi Masyarakat yang Terinfeksi Informasi Sepihak

Rabu, 3 Juli 2024 - 22:54 WITA

Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Berita Terbaru

Pendidikan Sejarah

Pameran Sejarah Jadi Wadah Edupreneurship dan Wisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:21 WITA

Fakultas Psikologi

Tim BKP Fakultas Psikologi Gelar Psikoedukasi Sex Education di PAUD Kartini

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:00 WITA

Himanis

UMKM Fest Wadah Promosi dan Pemberdayaan UMKM Lokal

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:27 WITA