PROFESI-UNM.COM – Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Karta Jayadi, memberikan sambutan pada acara Ramah Tamah Pascasarjana periode September 2025 di Phinisi Hall Hotel Claro, Selasa (16/9).
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan apresiasi kepada pimpinan, dosen, dan staf Pascasarjana UNM yang terus mendukung proses akademik. Kerja bersama seluruh pihak berhasil membuat Pascasarjana melahirkan ribuan lulusan setiap tahun.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setiap bulan kita mengeluarkan sekitar seribu wisudawan. Ini berkat kerja keras semua pihak yang menjaga kualitas akademik,” ujarnya.
Karta menegaskan pentingnya tata kelola akademik yang sehat dan transparan. Di era digital, mahasiswa mudah mengakses sumber belajar, sehingga yang utama bukan hanya penguasaan ilmu, tetapi juga pengelolaan akademik yang terjamin.
“Kalau hanya ilmu, semua orang bisa mencari sumber. Yang lebih penting adalah tata kelola akademik yang baik dan terpercaya,” jelasnya.
Ia turut menyoroti kebutuhan peningkatan fasilitas kampus, mulai dari ruang kelas, koridor, hingga toilet yang lebih layak. Baginya, kenyamanan mahasiswa menjadi bagian penting dalam mendukung kualitas pembelajaran.
“Kenapa di hotel atau mal bisa nyaman, sementara di kampus tidak? Kita harus menghadirkan fasilitas yang membuat mahasiswa betah,” tambahnya.
Karta juga menegaskan komitmen untuk memperbaiki sarana hingga akhir masa jabatannya. Ia menyebut sebagian program Pascasarjana akan kembali ke fakultas agar pengelolaan lebih efisien dan sesuai bidang keilmuan masing-masing.
“Dengan pengelolaan di fakultas, suasana akademik akan lebih hidup dan terarah,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengingatkan agar dosen tidak lagi mewajibkan mahasiswa membeli buku sebagai syarat ujian. Menurutnya, praktik tersebut bertentangan dengan semangat keterbukaan akses ilmu pengetahuan.
“Kita sudah keluarkan edaran agar praktik jual buku dihentikan. Semua bacaan kini bisa diakses lebih luas, jadi tidak boleh ada kewajiban membeli buku,” tegasnya.
Menutup sambutan, Karta berpesan kepada wisudawan untuk menjaga komunikasi yang baik dengan pembimbing maupun penguji. Interaksi yang sehat sebagai kunci kelancaran studi.
“Tidak perlu ada lagi ketidaknyamanan antara mahasiswa dan dosen. Mari jaga tradisi akademik yang baik dan profesional,” pungkasnya. (*)
*Reporter: Muhammad Fauzan Akbar







