PROFESI-UNM.COM – Muhammad Abdy, Adnan, Muhiddin Palennari, dan Arsyad Bahri, dikukuhkan sebagai guru besar. Pengukuhan tersebut dilakukan dalam sidang terbuka di ruang Teater Menara Pinisi UNM, pada Senin (14/7)
Karta Jayadi menyoroti orasi pertama oleh Abdy terkait matematika dan kemanusiaan. Ia menyampaikan jika hal tersebut terus berkembang sebagai tema baru akan meningkatkan minat dan semangat generasi muda.
“Terkait matematika dan kemanusiaan, ketika ini didorong terus sebagai sebuah tema baru dalam memanfaatkan ilmu matematika. Ini akan memberikan semangat kepada anak anak kita,” ucap rektor UNM dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, rektor UNM menyoroti Adnan terkait pemaduan antara pembelajaran biologi dengan riset nyata. Ia berpesan agar seluruh ilmu pengetahuan diajarkan kepada generasi penerus sebagai jawaban terhadap persoalan.
“Adnan memadukan pembelajaran biologi dengan riset nyata. Seluruh kemampuan, seluruh ilmumu dan seluruh skilmu turunkan ke bumi. Jangan hanya dibuku tetapi juga terealisasi teraktualisasi sebagai jawaban terhadap persoalan,” ucap rektor UNM.
Selanjutnya, rektor UNM juga menanggapi orasi Muhiddin terkait metakognisi sebagai benteng di era AI. Ia menjelaskan bahwa kontruksi dan reformasi bidang teknologi termasuk AI dibuktikan oleh Arsyad yang berbicara dengan baik.
“Orasi yang disampaikan Muhiddin terkait metakognisi sebagai benteng di era AI. Konstruksi dan reformasi dibidang teknologi termasuk AI itu ternyata tadi Arsyad mampu berbicara dengan baik,” ucap rektor UNM.
Terakhir rektor UNM juga menanggapi orasi yang disampaikan Arsyad. Ia menjelaskan bahwa ilmu itu abadi. Hal itu terbukti bahwa Arsyad yang meninggalkan ilmunya untuk tetap dimanfaatkan.
“Ilmu itu abadi, Arsyad boleh meninggalkan kita tapi ilmu yang diberikan tetap mendapatkan manfaat”. (*)
*Reporter: Rahmat Hidayat