PROFESI-UNM.COM – Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil lolos tahap pendanaan PKM 5 Bidang yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) dengan menghasilkan karya pemanfaatan Ballo atau Nira Lontar menjadi Nata, Rabu, (23/9).
PKM Kewirausahaan UNM ini dibimbing oleh langsung Dosen Akuntansi, Ridwan Tikollah dan dianggotai oleh Sindi Marsellah (Ketua), 2 Anggota yakni Nur Ahmad dan Rani Laylatul.
Pada kegiatan ini, Tim PKM mengubah minuman Ballo atau Nira menjadi makanan pencuci mulut, yaitu nata. Inspirasi ini didapatkan karena kurangnya inisiatif masyarakat dalam mengelolah ballo menjadi nilai ekonomi, melainkan dalam masyarakat ballo atau nira lontar hanya dimanfaat sebagai minuman yang dapat memabukkan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sindi Marsellah selaku Ketua Tim PKM menjelaskan, produk yang dihasilkan dengan nama Nata de Ballo ini dapat menjadi peluang usaha yang dapat bersaing dengan Nata Air Kelapa. Produk ini merupakan olahan yang terbuat dari nira tanaman lontar yang difermentasikan.
“Produk kami adalah olahan dari nira tanaman lontar yang difermentasikan menghasilkan produk Nata de Ballo sebegai makanan pencuci mulut,” jelasnya.
Mahasiswi Pendidikan Akuntansi inipun mengungkapkan alasan mengapa produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk nata dari air kelapa selain karena pemanfaat yang dapat bernilai ekonomi, produk inipun telah melalui penelitian di balai penelitian kehutanan Makassar.
“Karena kurangnya pesaing produk nata dari air kelapa membuat Nata de Ballo memiliki peluang pasar, terus produk kami ini juuga diteliti di Balai penelitian Kehutanan Makassar,” ungkapnya.
Lanjut, Nur Ahmad selaku anggota mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat, dikarenakan dapat memberikan pengalaman berwirausaha dan tentunya dapat menghasilkan pundi- pundi rupiah
“Kegitan ini memberikan pengalaman berwirausaha bagi pelaksana program dan dapat menambah penghasilan bagi pelaksana program dan masyarakat yang terlibat dalam wirausaha,” katanya.
Terakhir, Rani Laylatul yang juga anggota dari Tim PKM ini berharap agar produk Nata de Ballo dapat berdaptasi dan diterima oleh masyarakat luar bahkan disukai oleh masyarakat.
“Untuk kedepannya setelah program ini terlaksana 100% diharapkan mampu mengubah stigma negatif terhadap ballo, dan Nata de Ballo bisa diterima dan di sukai masyarakat,” harapnya. (*)
*Reporter: Annisa Asy Syam. A