PROFESI-UNM.COM – Kegiatan Karaeng Fest yang digelar oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi wadah awal bagi lahirnya calon-calon edupreneur di bidang sejarah dan wisata. Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Badminton Gunung Sari UNM pada Selasa (6/5).
Bahri, selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Edupreneur Sejarah dan Wisata sekaligus Wakil dekan Tiga Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan berbagai unsur dalam kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa Karaeng Fest menjadi langkah awal mahasiswa dalam memperkenalkan karya mereka ke publik.
“Ini adalah kebanggaan bagi Program Studi Pendidikan Sejarah karena berhasil melibatkan banyak pihak dalam kegiatan ini,” ungkapnya dalam sambutan.
Karaeng Fest Menjadi Wadah Kreatifitas Enterpreneur Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Menurut Bahri, meskipun kegiatan ini hanya tingkat program studi, namun para mahasiswa mampu menunjukkan nilai edukatif dan kreatif yang sangat berarti.
“Sesederhana apa pun karya yang kalian buat dan tampilkan, jika itu betul-betul karya kalian sendiri, saya sangat menghargainya,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa mata kuliah Edupreneur Sejarah dan Wisata tidak menuntut mahasiswa untuk menjadi wirausaha sepenuhnya. Namun, mata kuliah ini mendorong mahasiswa menciptakan sesuatu yang bisa masyarakat lihat dan apresiasi.
“Mata kuliah ini tidak mengharuskan kalian menguasai cara berwirausaha. Tapi saya berharap kalian bisa menciptakan karya yang bermanfaat yang dapat dilihat banyak orang,” tambahnya.
Ia memberikan dorongan semangat kepada seluruh peserta agar terus berinovasi, tidak terpaku pada masa lalu, dan mampu membawa semangat sejarah ke dalam bentuk usaha kreatif yang berdampak.
“Meski kita mainses sejarah, jangan selalu menafsirkan bahwa mahasiswa sejarah itu hanya tahu masa lalu. Tetapi harus mampu keluar dari UNM dengan membawa sesuatu yang besar, tidak hanya mengajar di sekolah tapi juga melibatkan banyak orang dalam usahanya suatu saat nanti,” tutupnya. (*)
*Reporter: Nur Mardatillah