
PROFESI-UNM.COM – Hai semua, aku Andi Mawaddah Sumardi, atau biasa disapa Wanda. Saat ini, aku adalah mahasiswa semester 5 di Universitas Negeri Makassar (UNM), tepatnya dari prodi Teknik Komputer. Sebuah pengalaman luar biasa membawa aku melangkah ke lingkungan baru, di kota yang mungkin hanya pernah kita dengar dari lagu, yaitu Kota Pahlawan, Surabaya.
Bergabung dengan program pertukaran di Universitas Airlangga (UNAIR), rasanya seperti mendapatkan tiket masuk ke dunia yang lebih luas. Bagaimana tidak? Universitas Airlangga (UNAIR) merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia, UNAIR telah mencatatkan namanya sebagai yang ke-4 terbaik di Tanah Air dan menempati peringkat 345 universitas terbaik di dunia versi QS World. Aku memilih untuk belajar di tiga program sekaligus di Fakultas Sains dan Teknologi yaitu Sistem Informasi, Fisika, dan Kimia.

Senang rasanya bisa jadi bagian dari UNAIR, tempatnya selalu penuh semangat dan prestasi, bukan cuma di Indonesia tapi juga di dunia internasional. Itulah mengapa, langkahku ke Surabaya diisi dengan antusiasme yang besar.
Tapi walaupun lagi seneng banget, aku tetep inget sama tantangan-tantangan di sekitar. Panasnya Surabaya memang berbeda dengan Makassar. Beneran, cuacanya tidak main-main, deh! Setiap langkah di bawah sinar matahari, kulit kayak lagi nyoba jadi steak, terasa bener-bener terpanggang. Kalau ini namanya masalah cuaca, kayanya cuaca punya ambisi jadi chef grilling!
Tantangan berikutnya nih, bahasa Jawa. Kadang-kadang bikin otak aku ngernyit-ngernyit. Logat medoknya yang kental tuh bisa bikin aku senyum dan bingung sendiri. Aku, yang biasanya denger logat khas Makassar, rasanya kayak lagi terdampar di dunia baru yang penuh budaya dan keunikan.
Tapi, lama-lama aku sadar, ini bagian dari daya tarik UNAIR. Keberagaman budaya dan bahasa jadi semacam magnet yang unik. Aku belajar gak cuma di ruang kelas, tapi juga di lorong-lorong kampus yang penuh dengan cerita-cerita asik dari teman-teman dengan latar belakang yang beda-beda. Jadi, sebenernya tantangan-tantangan ini malah jadi bumbu seru buat perjalanan kuliahku di UNAIR!

Meski awalnya agak kaget sama segala tantangan dan culture shock, seiring waktu, aku makin ngerasa UNAIR itu kayak rumah kedua yang hangat. Tidak cuma karena prestasinya yang oke banget, tapi juga karena sambutan dari teman-teman yang ramah-ramah dan atmosfir akademis yang bikin betah. Jadinya, meskipun awalnya ada keterkejutan, sekarang justru jadi bagian dari kehangatan yang ada di UNAIR!
Jadi, walau awalnya kayak masuk ke dunia yang benar-benar beda, sekarang aku dengan bangga banget bilang bahwa pengalaman di UNAIR itu jadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan kuliahku. Aku malah tidak sabar buat terus menjelajah, terus belajar, dan nulis bab-bab terindah dari kisah perkuliahan di Kota Surabaya yang warnanya tidak ada matinya!

Salam dari Wanda, mahasiswa pertukaran yang menemukan harmoni multikultural di UNAIR! baru yang menarik. (*)
*Penulis Andi Mawaddah Sumardi Mahasiswa prodi Teknik Informatika dan Komputer, FT UNM, Angkatan 2021