PROFESI-UNM.COM – Di tengah pandemi Covid-19, Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menerapkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Domisili dan KKN Berkarya. KKN Domisili dan KKN Berkarya merupakan alternatif pelaksanaan KKN selama masa pandemi Covid-19 bagi mahasiswa semester VII, Jumat, (11/9).
Berbeda dengan pelaksanaan KKN sebelumnya, di mana mahasiswa dapat terjun langsung mengabdi ke desa-desa diberbagai wilayah. Namun, pelaksanaan KKN di semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 mahasiswa UNM akan melaksanakan KKN di domisili wilayahnya masing-masing.
Salah satu mahasiswa UNM yang ikut memprogramkan KKN Domisili yaitu Andi Umrah mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) yang akan melaksanakan KKN di Kabupaten Soppeng.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Andi Umrah menyetujui dengan dihadirkannya program KKN domisili tersebut. Menurutnya, KKN domisili sangat cocok diterapkan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir, para peserta KKN akan dapat membantu masyarakat setempat di domisilinya dalam menyelesaikan masalah yang ada.
“Saya setuju saja karena saya yakin keputusan ini telah dipilih dengan berbagai pertimbangan oleh pihak Universitas. Saya yakin yang menjadi pertimbangan besarnya adalah masalah pandemi yang tak kunjung berakhir khususnya di Indonesia yang sudah pasti menjadi keresahan tersebesar masyarakat juga, sedangkan KKN adalah objek utamanya yaitu masyarakat, tentu saya rasa format KKN yang seperti ini bisa dikatakan cocok untuk diterapkan,” jelasnya.
Lanjut, mahasiswa PBSI ini juga menuturkan, tidak memiliki pembanding dalam menilai keefektifan format KKN domisili karena hal tersebut pertama kalinya diterapkan pada tahun ini. Namun, Ia merasa bahwa para peserta yang akan melakukan KKN domisili akan cepat beradaptasi terhadap lokasi serta masyarakat setempat karena program tersebut dilakukan di domisilinya.
“Perihal efektif tidaknya, saya tidak punya pembanding apakah ini bisa dikatakan efektif dari pada KKN yang diterapkan pada angkatan-angkatan sebelumnya karena KKN yang sekarang untuk pertama kalinya kita rasakan dan terapkan. Tapi saya rasa karena teman-teman yang akan ber-KKN berada di domisilinya sendiri, tentu mengenai penguasaan lokasi dan psikologi masyarakatnya tidak lagi menjadi masalah. Seharunya ini bisa dilakukan dengan baik agar bisa efisien dengan kondisi saat ini,” ucapnya.
Berbeda dengan jenis format KKN Domisili, mahasiswa UNM semester VII juga akan memprogramkan KKN Berkarya. KKN Berkarya dapat dilaksanakan di daerah domisili selama 2 bulan, tetapi peserta KKN diwajibkan untuk menciptakan sebuah produk atau karya atau menghasilkan suatu pengembangan berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat.
Sementara itu, Nurlina Amiruddin yang merupakan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) yang memprogramkan KKN berkarya di wilayah Makassar mengatakan, Pelaksanaan KKN berkarya sangat tepat, karena adanya tuntutan untuk dapat menghasilkan sebuah karya selama pelaksanaan KKN, hal tersebut dapat memicu peningkatan kreativitas para mahasiswa.
“Sebenarnya KKN berkarya ini sangat baik untuk memicu jiwa kreatifitas mahasiswa tapi kekurangannya adalah KKN berkarya saya dengar-dengar tidak bisa dipadukan dengan PPL,” ungkapnya.
Lanjut, Ia menambahkan bahwa mahasiswa yang akan melaksanakan KKN berkarya memerlukan waktu untuk dapat beradaptasi dengan format yang baru. “Saya rasa ini adalah bentuk KKN yang baru dan perlu waktu untuk beradaptasi dengan keadaan yang baru. Ukuran efektifitasya bisa dikatakan efektif atau tidak apabila kita sudah melaui hal tersebut,” tambahnya. (*)
*Reporter: Ema Humaera