PROFESIUNM.COM – Sebagai kampus yang sudah berakreditasi “A”, masalah sarana dan prasarana tentunya harus bisa diatasi. Namun, masalah tersebut sampai saat ini belum bisa diselesaikan. Hal ini yang dikeluhkan mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Bone.
Keluhan akan fasilitas nampaknya menjadi masalah dari tahun ke tahun di kampus jauh Bone. Hal ini datang dari Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan PGSD Bone, Ade Putra. Ia sangat mengeluhkan akan kondisi penunjang perkuliahan yang masih sangat minim.
Mulai dari terbatasnya jumlah buku, alat lab yang kurang memadai, hingga bangunan kampus yang sudah terlalu lama dan belum juga direnovasi. Tak jarang, fasilitas seperti Air Conditioner (AC) dan kipas pun hanya menjadi pajangan di kelasnya. “Kipas dan plafon aula sudah tidak layak pakai bahkan pernah jatuh saat aula sementara digunakan oleh mahasiswa,” katanya, Selasa (24/12).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bukan hanya itu saja, Ade juga mengungkapkan, fasilitas jaringan wifi pun masih sangat jauh dari kata layak. Ia menilai, kapasitas dari jaringannya masih sangat rendah. Sehingga belum mampu untuk diakses seluruh mahasiswa secara bersamaan.
“Wifi di sini masih terbatas kekuatan jaringannya, sehingga apabila diakses sekaligus oleh beberapa mahasiswa kadang tidak bisa masuk,” ungkapnya.
Tak jauh berbeda dengan Ade, Rifki Wildani salah satu mahasiswa PGSD Bone mengatakan kebanyakan mahasiswa mengeluhkan akan kondisi ruangan yang panas. Ia merasa sangat kecewa akan hal ini. Pasalnya, kata Rifki, kondisi seperti ini sudah ia rasakan sejak ia masih berstatus mahasiswa baru.
“AC ini dari dulu sudah ada sejak saya masih semester dua namun begituji tidak bisa digunakan karena daya listrik kurang jadi mati kalau AC dinyalakan,” katanya.
Selain itu menurutnya, Proyektor Liquid Crystal Display (LCD) jumlahnya masih terbilang sangat sedikit. Sehingga kerap kali menjadi rebutan antar mahasiswa ketika proses perkuliahan ingin berlangsung. “Biasa rebutan LCD jadi kalau tidak dapat yah kami yang dimarahi oleh dosen karena lambat dapat LCD,” tambahnya.
Menanggapi keluhan mahasiswa, Sekretaris UPP PGSD Bone, Muh Idris Jafar mengatakan ia sudah berusaha untuk memenuhi kebutuhan penunjang untuk mahasiswa. Khusus untuk daya listrik yang kurang, ia mengatakan pihak kampus sudah menambah daya listrik dan diharapkan bisa membuat AC berfungsi dengan normal.
“AC jalan hanya saja sedikit sehingga kurang berasa kalau di kelas yang banyak orang jadi sudah juga disampaikan ke pak dekan untuk ditambahkan,” katanya.
Saat dikonfirmasi, Dekan FIP, Abdul Saman beranggapan, masalah yang dikeluhkan oleh mahasiswa di kampus
Bone tidak jauh beda dengan keluhan mahasiswa di kampus Makassar. Sehingga ia berharap, untuk semua mahasiswa agar bersabar mengenai pembangunan di dua kampus tersebut. Menurutnya, pembangunan ini membutuhkan dana besar dan tidak bisa direalisasikan serentak.
“Saya harap mahasiswa bersabar karena pembangunan yang kami lakukan itu dananya besar jadi akan dilakukan secara bertahap-tahap tapi tetap akan perlahan dilakukan perbaikan di semua kampus FIP khususnya kampus Bone,” katanya.
Sebagai kampus yang sudah berakreditasi “A”, masalah sarana dan prasarana tentunya harus bisa diatasi. Namun, masalah tersebut sampai saat ini belum bisa diselesaikan. Hal ini yang dikeluhkan mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) sektor Bone.
Keluhan akan fasilitas nampaknya menjadi masalah dari tahun ke tahun di kampus jauh Bone. Hal ini datang dari Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan PGSD Bone, Ade Putra. Ia sangat mengeluhkan akan kondisi penunjang perkuliahan yang masih sangat minim.
Mulai dari terbatasnya jumlah buku, alat lab yang kurang memadai, hingga bangunan kampus yang sudah terlalu lama dan belum juga direnovasi. Tak jarang, fasilitas seperti Air Conditioner (AC) dan kipas pun hanya menjadi pajangan di kelasnya. “Kipas dan plafon aula sudah tidak layak pakai bahkan pernah jatuh saat aula sementara digunakan oleh mahasiswa,” katanya, Selasa (24/12).
Bukan hanya itu saja, Ade juga mengungkapkan, fasilitas jaringan wifi pun masih sangat jauh dari kata layak. Ia menilai, kapasitas dari jaringannya masih sangat rendah. Sehingga belum mampu untuk diakses seluruh mahasiswa secara bersamaan.
“Wifi di sini masih terbatas kekuatan jaringannya, sehingga apabila diakses sekaligus oleh beberapa mahasiswa kadang tidak bisa masuk,” ungkapnya.
Tak jauh berbeda dengan Ade, Rifki Wildani salah satu mahasiswa PGSD Bone mengatakan kebanyakan mahasiswa mengeluhkan akan kondisi ruangan yang panas. Ia merasa sangat kecewa akan hal ini. Pasalnya, kata Rifki, kondisi seperti ini sudah ia rasakan sejak ia masih berstatus mahasiswa baru.
“AC ini dari dulu sudah ada sejak saya masih semester dua namun begituji tidak bisa digunakan karena daya listrik kurang jadi mati kalau AC dinyalakan,” katanya.
Selain itu menurutnya, Proyektor Liquid Crystal Display (LCD) jumlahnya masih terbilang sangat sedikit. Sehingga kerap kali menjadi rebutan antar mahasiswa ketika proses perkuliahan ingin berlangsung. “Biasa rebutan LCD jadi kalau tidak dapat yah kami yang dimarahi oleh dosen karena lambat dapat LCD,” tambahnya.
Menanggapi keluhan mahasiswa, Sekretaris UPP PGSD Bone, Muh Idris Jafar mengatakan ia sudah berusaha untuk memenuhi kebutuhan penunjang untuk mahasiswa. Khusus untuk daya listrik yang kurang, ia mengatakan pihak kampus sudah menambah daya listrik dan diharapkan bisa membuat AC berfungsi dengan normal.
“AC jalan hanya saja sedikit sehingga kurang berasa kalau di kelas yang banyak orang jadi sudah juga disampaikan ke pak dekan untuk ditambahkan,” katanya.
Saat dikonfirmasi, Dekan FIP, Abdul Saman beranggapan, masalah yang dikeluhkan oleh mahasiswa di kampus
Bone tidak jauh beda dengan keluhan mahasiswa di kampus Makassar. Sehingga ia berharap, untuk semua mahasiswa agar bersabar mengenai pembangunan di dua kampus tersebut. Menurutnya, pembangunan ini membutuhkan dana besar dan tidak bisa direalisasikan serentak.
“Saya harap mahasiswa bersabar karena pembangunan yang kami lakukan itu dananya besar jadi akan dilakukan secara bertahap-tahap tapi tetap akan perlahan dilakukan perbaikan di semua kampus FIP khususnya kampus Bone,” katanya.(*)
*Berita ini telah terbit di Tabloid LPM Profesi edisi 237