PROFESI-UNM.COM — Gagasan inovatif datang dari sekelompok mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar (FIP UNM). Tim ini mengangkat gagasan teknologi asistif berupa alat deteksi kekerasan bagi penyandang disabilitas.
Dari Gagasan tersebut, TIM ini meraih Juara Pertama pada Rabu (23/4). Tim ini terdiri atas Tiga orang, Nurmila dan Marsanda dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), serta Nurul Atika dari Prodi Bimbingan Konseling (BK).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Tim, Nurmila bersyukur atas kemenangan timnya. Ia menjelaskan bahwa teknologi asistif merupakan rancangan alat, strategi, dan layanan untuk membantu individu dengan disabilitas dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
“Untuk gagasan yang saya ikuti di lomba itu adalah gagasan teknologi asistif dan alhamdulillah mendapat juara 1,” ujarnya.
Pengalaman Pertama Berbuah Manis, Faki Raih Juara di Kegiatan Fruit Platter dan Cupcakes Decoration Competition
Lebih lanjut, Ia menjelaskan konsep timnya mengusung alat pendeteksi kekerasan yang dapat terpakai di tubuh pengguna. Alat tersebut lengkapdengan fitur-fitur seperti mini kamera, GPS, radar, dan sensor lainnya.
“Mini kamera itu nanti akan menangkap gerak-gerik orang di sekitarnya. Jika ada gerakan mencurigakan, alat akan memproses lebih lanjut, dan bila terdeteksi adanya kekerasan atau situasi berbahaya, alat akan langsung terhubung ke pihak kepolisian, rumah sakit, dan orang tua,” jelasnya.
Ia menambahkan, alat ini juga terkoneksi dengan aplikasi di ponsel pintar, memungkinkan pengiriman informasi lokasi dan situasi terkini secara real-time. Namun, meskipun telah memiliki rancangan yang matang, alat ini belum bisa direalisasikan secara fisik karena keterbatasan dana dan kebutuhan kerja sama dengan para ahli teknologi.
“Sejauh ini masih berupa prototipe atau sketsa karena biaya pengembangannya cukup besar dan kami perlu dukungan dari ahli IT serta pemerintah,” tambahnya.
Meski begitu, tim merasa bangga dan antusias dapat berkontribusi melalui ide ini. Ia berharap alat ini tidak hanya berhenti sebagai gagasan, tetapi bisa direalisasikan dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat, khususnya penyandang disabilitas.
“Kami berharap ada pihak pemerintah atau lainnya yang tertarik untuk bekerja sama,” tutupnya penuh semangat. (*)
*Reporter: Firmansyah