
PROFESI-UNM.COM – Pengajuan anggaran kemahasiswaan kerap menjadi kendala bagi fungsionaris LK. Sejumlah kegiatan kemahasiswaan harus tersendat sebab permasalahan tersebut. Masalah dana lembaga tersebut dikeluhkan oleh Ketua Himpunan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Andi Fadil B Syahputra.
Ia mengungkapkan, terkadang dana yang seharusnya dimiliki oleh LK sangat sulit untuk dicairkan. “Dana kemahasiswaan di sini lama sekali cair, terkadang kami masukkan proposal kegiatan, tapi dananya belum cair hingga kegiatan akan dimulai,” ungkapnya.
Tak hanya itu, mahasiswa angkatan 2013 ini menambahkan, meski dana dari proposal yang diajukan cair sebelum kegiatan, dana tersebut tidak sesuai dengan dana yang sebelumnya telah diajukan. “Terkadang juga dana cair sebelum kegiatan, tapi tidak sesuai dengan dana yang diminta, terkadang hanya setengah yang kami dapatkan,”
tambahnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Senada, Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Sekolah Dasar Nur Alim juga merasakan hal yang sama. Ia mengeluh lantaran dana kemahasiswaan tersebut tak sesuai dengan estimasi dana yang dicantumkan dalam proposal.
“Kurang lancar aliran dananya, terkadang tidak diberikan secara keseluruhan, cuma dikasih setengahnya, terkadang,” katanya.
Aliran dana yang tersendat-sendat akan sangat dirasakan saat awal tahun seperti sekarang ini, Presiden BEM FIK Riswandi Haris, harus menunggu tiga bulan cairnya dana kemahasiswaan. “Kalau awal tahun begini, biasanya kami harus menunggu sampai tiga bulan baru dana cair lagi. Di tahun 2017 ini belum ada sama sekali dana yang kami dapat,” jelasnya.
Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan ini juga menjelaskan dampaknya. Aliran aliran dana yang tidak begitu lancar tentu berdampak pada sulitnya lembaga untuk melakukan kegiatan kemahasiswaan. “Kalau aliran dana kurang lancar seperti diawal tahun, kami jadi susah kalau ingin melakukan kegiatan, terkadang harus cari dana lain dulu, seperti pinjam,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi ke Dekan FIK, Andi Ihsan mengatakan hal ini wajar saja. Pencairan dana kemahasiswaan memang tak serta merta diberikan sesuai estimasi yang diajukan. Namun pihak birokrasi tetap memberikan dorongan terhadap kegiatankemahasiswaan.
“Kami selalu mendukung kegiatan kemahasiswaan. Kalau pendanaan memang diakui tak mampu memberikan sesuai anggaran yang diajukan, sebab itu selalu dipertimbangkan. (tim)
*Tulisan ini terbit di Tabloid Profesi Edisi 210