PROFESI-UNM.COM – Pandemi COVID-19 membuat gerak manusia lumpuh seketika. Tak terkecuali aktivitas di Universitas Negeri Makassar (UNM). Segala kegiatan mahasiswa dilakukan dari rumah masing-masing. Sistem pembelajaran daring pun terpaksa harus diterapkan.
, Jumat, (15/5).
Sistem ini mengharuskan mahasiswa memiliki konektivitas internet yang kuat, untuk mendukung proses perkuliahan. Namun, tidak semua mahasiswa mampu mendapat akses jaringan yang memadai. Masih adanya kesenjangan konektivitas antara perkotaan dan pedesaan membuat mahasiswa yang sudah terlanjur mudik di kampungnya mesti memutar otak.
Hastika yang tinggal di Pewisoa Jaya, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka misalnya, lambannya konektivitas internet di rumahnya terpaksa mengharuskan Ia untuk mencari lokasi dengan internet yang memadai. Tak tanggung-tanggung, Ia harus menempuh jarak 1 KM hanya demi untuk berkuliah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Iye, harus ke gunung kak untuk kuliah. Sekitar 17 menit dari rumah kak,” katanya saat diwawancarai via WhatsApp.
Bahkan tak jarang, Mahasiswi Jurusan Biologi ini harus rela kehujanan saat masih di gunung. Payung yang Ia sedari awal persiapkan untuk menemaninya saat melakukan perkuliahan tak cukup mampu melindungi semua tubuhnya dari tetesan air.
“Paling sering kehujanan, pernah juga ku kira rusak mi notebook ku kah sementara kuliah baru na tetesi hujan, tapi alhamdulilah tidak apa-apa ji,” tuturnya.
Alih-alih menyalahkan keadaan, Hastika justru masih semangat dan tidak mengeluh. Alasannya, cuma satu, demi membahagiakan orang tua, Ia harus menjadi sarjana, “Harus semangat, demi sarjana hehehe,” jelasnya.
Proses perkuliahan cukup membuat pengeluarannya membengkak. Selain bensin, Ia harus rajin-rajin mengisi nomor teleponnya dengan kuota. Subsidi voucher kuota 50.000 dari kampus baru bisa ia nikmati hari ini. Namun sayangnya, konektivitas jaringan provider tersebut tak cukup bagus jika di rumahnya. Ia lagi-lagi harus kembali ke gunung untuk berkuliah, “Kalau Telkomsel di rumah ku tidak bagus, ke gunung pi,” katanya.(*)
*Reporter: Muh. Sauki Maulana