PROFESI-UNM.COM – Mobilitas mahasiswa yang tinggi membuat mereka menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terhadap paparan polusi udara, khususnya di kawasan perkotaan. Aktivitas perkuliahan, organisasi, hingga pekerjaan sampingan membuat mahasiswa kerap berpindah dari satu tempat ke tempat lain, baik menggunakan sepeda motor maupun transportasi umum.
Tingginya intensitas di jalanan membuat kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan saat berkendara mulai tumbuh di kalangan mahasiswa. Berbagai upaya dilakukan secara mandiri untuk meminimalisir dampak paparan polusi yang dapat memengaruhi konsentrasi, daya tahan tubuh, hingga kesehatan pernapasan.
Salah satu langkah preventif yang mulai diterapkan adalah penggunaan masker berkualitas tinggi. Masker jenis N95 atau KN95 kini menjadi pilihan utama karena mampu menyaring partikel debu dan asap kendaraan yang sangat halus. Masker ini banyak digunakan saat mahasiswa berkendara ke kampus, terutama bagi pengguna sepeda motor yang langsung berhadapan dengan lalu lintas padat setiap harinya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, mahasiswa juga mulai mempertimbangkan waktu keberangkatan agar terhindar dari jam sibuk. Dengan berangkat lebih pagi atau memilih rute pulang yang lebih tenang, mereka bisa mengurangi durasi paparan terhadap polusi kendaraan dan kondisi lalu lintas yang padat. Hal ini juga sekaligus membantu mengelola waktu lebih efektif untuk menghindari keterlambatan.
Beberapa mahasiswa bahkan memilih jalur alternatif yang lebih sejuk dan tidak terlalu ramai kendaraan. Ruas jalan yang lebih hijau dan minim kemacetan menjadi rute favorit karena udara terasa lebih bersih dan nyaman untuk dilalui. Pemilihan jalur ini juga sejalan dengan semangat mahasiswa dalam mendukung lingkungan yang lebih sehat.
Helm full face juga mulai banyak digunakan, bukan hanya karena alasan keamanan, tetapi juga karena mampu memberikan perlindungan tambahan dari polusi udara. Helm jenis ini dapat mengurangi kontak langsung dengan debu dan asap, terutama bagi mahasiswa yang harus berkendara dalam waktu lama, seperti mereka yang menjalani program magang atau kerja paruh waktu.
Kesadaran untuk merawat kendaraan secara berkala juga mulai meningkat. Lakukan servis secara rutin agar mesin tetap efisien dan tidak menghasilkan emisi berlebihan. Hal ini menunjukkan kepedulian mahasiswa terhadap kondisi lingkungan, serta bentuk tanggung jawab sosial dalam menjaga kualitas udara kota.
kondisi udara yang semakin tidak menentu, mahasiswa juga terdorong untuk lebih sering berjalan kaki atau menggunakan sepeda untuk jarak dekat. Kampus-kampus yang menyediakan jalur sepeda atau area pedestrian menjadi salah satu dukungan yang turut mendorong perubahan kebiasaan ini.
Upaya-upaya sederhana mahasiswa lakukan ini mencerminkan meningkatnya kepedulian terhadap gaya hidup sehat dan kelestarian lingkungan. Berkendara sehat bukan hanya soal menjaga tubuh dari polusi, tetapi juga bagian dari gerakan kolektif dalam menciptakan ruang kota yang lebih layak huni bagi semua.(*)
*Reporter: Nurul Adhani Ilham







