
PROFESI-UNM.COM – Belum cukup dengan tentengan, sejumlah mahasiswa juga dibebankan memberi amplop berisi sejumlah uang bagi dosen pembimbing dan penguji saat ujian.
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Yasin misalnya. Ia menceritakan, saat ingin melaksanakan ujian akhinya, dirinya harus sibuk mencari uang untuk mempersiapkan kebutuhannya saat ujian nantinya. “Kita sediakan amplop kalau mau ujian untuk penguji dan pembimbing,” ujarnya.
Ia mengakui, pemberian berupa amplop kepada penguji dan pembimbing akan mempermudah saat ujian skripsi. “Jika tidak dikasih, kita akan dipersulit nantinya dan bisa diberi banyak pertanyaan saat ujian,” ungkapnya.
Ia mengatakan, sejumlah temannya dipersulit saat ujian lantaran tak memberikan amplop dan tentengan kepada dosen pengujinya. “Kalau yang banyak bawa parcel dan lengkap amplopnya bakalan dipemudah nanti dan cepat ujiannya,” ujarnya.
Tak hanya itu, Eks Ketua Himpunan Program Studi IPS, Masri Isri juga mengalami hal serupa. Bahkan, nominal isi amplop telah dipatok sebelumnya untuk dosen.
“Kalau proposal sediakan Rp50 ribu, untuk hasil Rp75 ribu, dan ujian meja Rp100 ribu per dosennya. Kalau tidak sesuai, dosen bisa sampai komplain,” tuturnya.
Penyediaan amplop untuk ujian juga terjadi di kampus Tidung. Salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Andi membenarkan hal tersebut. Mahasiswa angkatan 2012 ini baru saja lulus ujian proposal. Saat ujian, ia membayar Rp100 ribu untuk lima dosen yang hadir. “Itu kalau hari biasa Rp100 ribu, kalau kayak sabtu minggu bisa sampai Rp150 ribu atau Rp200 ribu,” ungkapnya.
Ia berpendapat, hal itu memang bukanlah kewajiban, hanya saja sudah membudaya di kalangan mahasiswa. “Tidak disuruh memang, tapi tidak enak juga karena sudah budayanya seperti itu,” ujarnya.
Keluhan Andi dibantah oleh PD I FIP Abdul Saman, ia mengaku tak tahu menahu soal masih adanya mahasiswa yang membawa amplop saat ujian. Katanya, pihak fakultas telah melakukan pelarangan bagi mahasiswa.
“Sudah ada larangan mahasiswa untuk tidak membawa tentengan kalau mau ujian,” terangnya.
Ia meminta pada mahasiswa agar segera melapor jika terdapat dosen ataupun pegawai di fakultasnya yang meminta amplop. “Tunjukan buktinya, dan saya akan menindaknya nanti,” janjinya. (*)
* Fatimah Muffidah, Muh. Agung Eka, Ratna, Ahmad Rif’an Muzaqi, Nurul Irsal Amalia
Tulisan ini terbit di Tabloid Profesi Edisi 202